Meditasi Kristiani 2
Terbatasnya gerakan fisik di tengah bisingnya arus zaman melalui gebrakan ruang digital dan media sosial bagi sebagian orang, benar-benar membuat lelah. Akibatnya terjadi perubahan kebiasaan manusia yang signifikan, sehingga penyesuaian cara ataupun metode yang tepat menyikapinya menuntut respon semua pihak, tidak terkecuali gereja maupun umat percaya secara pribadi. Lantas sebagai gereja, murid-murid Kristus, apa yang bisa kita lakukan?
Dalam salah satu bukunya “Doa Meditatif Delapan Sabda Bahagia”, Tabita K. Kristiani mengatakan bahwa di zaman seperti sekarang ini, kita senantiasa memerlukan waktu-waktu pribadi dengan Allah, bersekutu yang akrab dan menyegarkan bersama-Nya. Dan salah satu caranya adalah melalui doa meditatif (meditasi). Di mana kita akan dipandu untuk merasakan misteri kehadiran kita di dalam dunia dengan menyelami rahmat Allah yang beserta kita. Jadi, fokusnya terlebih dahulu adalah kita benar-benar merasakan dan menyadari kehadiran kita, baru menyadari kehadiran yang lain (baca Meditasi Kristiani 1 sebelumnya), yang berpusat kepada Allah.
Mengenai kehidupan doa meditatif (meditasi) ini, Siriakus Maria Ndolu di dalam bukunya “Meditasi Kristiani” mengungkapkan bahwa Meditasi Kristiani tidak boleh terlepas dari Kristus. Fokus doa meditasi mestilah Kristus atau sering disebut juga dengan istilah Kristosentris. Ini berarti bahwa di dalam keheningan dan doa kita mesti selalu terhubung dengan Kristus melalui roh-Nya yang kudus. Kita meninggalkan diri kita yang egoistis untuk mati dan bangkit menuju diri kita yang di dalam Kristus. Oleh karena itu, untuk melakukan doa meditatif kita harus mengkhususkan waktu kita berdua dengan Tuhan. Kita akan merasakan lawatan-Nya melalui meditasi kita yang membawa ketenangan roh dan tubuh, sehingga walaupun dunia modern penuh dengan kebisingan dan hiruk-pikuk kita dapat memperoleh keheningan dan ketenangan seperti yang terdapat di dalam Mazmur 46: 11a “Tenang dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah”.
Sekarang ambilah posisi doa. Sementara latihlah diri Anda menyadari sepenuhnya kehadiran Anda (untuk latihan ini akan dijelaskan pada tulisan-tulisan berikutnya). Melatih disini maksudnya adalah melatih perasaan agar Anda benar-benar hadir sepenuhnya di waktu dan tempat di mana Anda sekarang. Hal ini penting sekali karena banyak orang berdoa yang ketika ia di dalam posisi doa tetapi pikirannya kemana-mana: pikirannya pada pekerjaan, rumahnya, relasinya, pikirannya pergi ke masa lalu, pergi ke masa depan, dsb.
Melatih kehadiran diri bisa dimulai dengan cara rileksasi terlebih dahulu, salah satunya adalah dengan mengatur ritme pernafasan agar tubuh rileks. Kemudian Anda dapat berdoa “Tuhan datanglah, sapalah hamba-Mu ini, hamba rindu mendengar suara-Mu” (Anda bisa berdoa dengan kata yang lain juga). Sembari berdoa maka baca, renungkan, kunyahlah firman Tuhan dari Mazmur 46: 11a tadi dengan dengan pelan dan penuh penghayatan. Temukan dan dengarkanlah apa yang Tuhan hendak sampaikan melalui bacaan tadi kepada Anda! Lakukanlah meditasi ini dengan rutin. Lakukanlah terlebuh dahulu dengan durasi 10-15 menit, dan jika sudah terbiasa maka dapat dilakukan setiap hari selama 30 menit. Selamat menyelami jalan meditasi, jalan sederhana berjumpa dengan Allah melalui doa.
Ev. Malemmita P
Sumber :
Ndolu, Sirikus Maria (2014). Meditasi Kristiani
Kristiani, Tabita K. (2021). Doa Meditatif Delapan Sabda Bahagia
Komentar
Posting Komentar