TUHAN Menjamin Penyertaan-Nya: Sebuah Tafsir dari Yesaya 43: 1-7


PENDAHULUAN
Kitab Yesaya (Yes) adalah salah satu kitab dalam Alkitab Perjanjian Pertama, atau lebih sering dikenal dengan sebutan “Perjanjian Lama” (PL). Kitab ini berisi beberapa puisi indah dan kata-kata pengharapan yang paling terkenal dalam Alkitab, dan kitab ini sering menjadi rujukan bagi para penulis Perjanjian Baru untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Raja keturunan Daud yang telah lama dinantikan.[1] Penamaan kitab ini berdasarkan nama dari seorang nabi besar dalam bahasa Ibrani, yang hidup di Yerusalem sekitar abad kedelapan sebelum Masehi yang lalu, yaitu  יְשַׁעְיָה (dibaca Yasayah)’, yang diperkirakan bahwa ia merupakan putra dari Amos seorang Nabi dari Tekoa. Yesaya berarti TUHAN adalah Penyelamat atau Keselamatan dari TUHAN.[2] Kitab Yesaya merupakan sebuah mahakarya agung, sebagai perpaduan sebuah karya sastra yang agung dengan mahakarya teologisnya, yang mampu memuat ke dalam 66 bab keseluruhan bagian teologi Alkitabiahnya, mulai dari transendensi Allah melalui penciptaan dan penebusan, serta karya-Nya terhadap alam semesta.[3]
Konteks dan latar belakang penulisan kitab Yesaya tidak bisa terlepas dari kejadian sekitar tahun 722 sebelum Masehi yaitu, tentang pecahnya kerajaan Salomo menjadi dua, Yerobeam memerintah kerajaan baru di utara, dan Rehabeam, anak Salomo memerintah di selatan.[4] Kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur. Kerajaan selatan yaitu Yehuda, juga menuju nasib yang sama, sehingga secara sosial-politis mereka sudah rusak, demikian juga dengan iman percaya mereka, sehingga secara keseluruhan Israel sedang berada di ambang kehancuran.[5] Kitab Yesaya terdiri atas banyak kesatuan kecil yang menyerukan, keseimbangan antara hukuman dan keselamatan dijaga. Tuhan adalah mahkota keindahan umat-Nya yang menerima Roh keadilan, Tuhan bangkit menyayangi dan membalut luka Israel dan menjanjikan pembebasan.[6] Bangsa Israel dibuang ke Babel dengan sangat hina dan hampir tidak punya harapan untuk kembali ke tanah air, sedangkan mereka yang tinggal di Yehuda mengalami kesengsaraan; sawah, ladang, dan rumah mereka hancur, mereka menjadi sasaran binatang buas, tanpa perlindungan, sakit dan kelaparan.[7] Yehuda berbeda dengan kerajaan utara, negeri itu harus dihakimi, namun juga harus dibelaskasihani oleh karena janji Allah kepada Yehuda. Panggilan Allah kepada Yesaya disertai juga dengan penugasan kepadanya pada masa Raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia. Tugas yang diterimanya itu amat berat dan susah, sehingga menurut tradisi Yahudi, ia mati sahid dibunuh di masa pemerintahan Manasye.[8] Yesaya harus menyampaikan kabar, peringatan, nubuatan, bahwa suatu malapetaka yang besar akan menimpa Israel (Yes. 6: 11-13), Yesaya juga menjanjikan suatu tanda khusus lagi tentang pengharapan, bahwa Yehuda akan diselamatkan oleh karena janji Allah. Allah akan memerintah dengan adil dari Yerusalem. Suatu saat dari Yehuda akan datang seorang Hamba Tuhan, Sang Juruselamat yang akan menyelamatkan bukan hanya Yehuda, tetapi seluruh dunia.[9]
Para penafsir Perjanjian Pertama memberikan nama yang berbeda-beda untuk masing-masing bagian dari kitab Yesaya, dari 66 pasal kitab tersebut, kemudian dibagi menjadi tiga bagian besar. Pasal 1-39 dinamai “Proto-Yesaya”, yang berisi ucapan-ucapan Yesaya. Pasal 40-55 dinamai “Deutero-Yesaya”, yang diasalkan pada seseorang tanpa nama yang aktif ketika terjadi pembuangan di Babel, sedangkan dasar tekstual dari pasal 56-66 dilacak kembali pada orang ketiga tanpa nama yang kemudian dinamai “Trito-Yesaya”.[10] Penafsiran Yes. 43:1-7 dalam Deutero-Yesaya yang akan dibahas ini, tentu saja tidak terlepas dari sejarah peredaksiannya. Sehingga hasil yang didapatkan oleh para penafsir bisa saja berbeda dan masih terbuka bagi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Hal itu terjadi dikarenakan peredaksian kitab Deutero-Yesaya itu sendiri, yang menurut para ahli tidak menampilkan fitur-fitur literer yang seragam, yang sepertinya mempunyai asal-usul yang berbeda, yang diperkirakan telah mengalami pengembangan redaksional.[11] Pengembangan redaksional yang dimaksud adalah, dengan adanya tambahan-tambahan editorial “Trito-Yesaya” terhadap kitab Deutero-Yesayanik, serta kaitannya dengan teologi Deutero Yesaya itu sendiri, yang berkaitan dengan pemilihan Koresh, Monoteisme, Teologi Penciptaan, Exsodus lama dan baru, serta Israel sebagai bangsa dari Bapa-bapa leluhur.[12] Dalam paper ini penulis akan membatasi tafsiran yang lebih spesifik, yang diambil dari Deutero-Yesaya yaitu pasalnya yang ke 43:1-7, meskipun secara garis besar Deutero-Yesaya sangat menarik, yang berisikan banyak puisi, juga cukup jelas memberitakan suara kenabian, bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi dan Allah adalah penolong, pembebas dan pengharapan bangsa Israel.[13] “Allah adalah satu-satunya Penebus” adalah judul perikop yang diberikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (TB-LAI) pada pasal yang ke 43:1-7 ini. Pertama-tama penulis akan menerjemahkan perikop tersebut dari bahasa Ibrani, serta menafsirkanya, menganalisis tata-bahasa, kritik-teks,dan kesejarahannya. Kemudian akan membandingkan terjemahan dan tafsiran tersebut dengan terjemahan TB-LAI, New Living Translation (NLT), dan dengan beberapa tafsiran dari para penafsir terdahulu, seperti; Emanuel Gerrit Singgih (EGS)[14], dan Marie Claire Barth-Frommel (MCB). Di bagian terakhir, penulis akan menguraikan refleksi teologisnya mengenai tafsiran ini pada bagian penutup.
ISI DAN PEMBAHASAN
A.     Terjemahan dan Tafsiran Penulis dari Yesaya 43:1-7
Teks-teks Ibrani yang akan diterjemahkan di bawah ini diambil dari catatan-catatan Masoreta Kodeks L secara keseluruhan. Lembaga Alkitab Indonesia memberikannya judul, Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS), untuk membedakannya dengan edisi terdahulu yang dikenal dengan Biblia Hebraica Kittel (BHK).[15]
                אָתָּה לִי בְשִׁמְךָ קָרָאתִי גְאַלְתִּיךָ כִּי תִּירָא  אַל יִשְׂרָאֵל וְיֹצֶרְךָ יַעֲקֹב בֹּרַאֲךָ יְהוָה אָמַר כֹּה  וְעַתָּה.1
1.      Waattah koh amar Yahweh boraaka Yaaqob wa-yoserka Yisrael al tira ki gaaltika qarati basimka li atah
Terjemahan, “Tetapi sekarang demikianlah Firman Yahweh, penciptamu o… Yakub, o… Israel dan Ia yang membentukmu, janganlah takut Aku telah menebus, untuk  dengan namamu Aku memanggilmu”
Kata Waattah (Adv) pada ayat yang pertama Yes. Pasal 43 ini, begitu banyak terdapat di dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Pertama, yang bersifat menerangkan, dan muncul dalam konteks yang berbeda-beda, seperti Kej. 3: 22 dan Kel. 3:18. Kebanyakan dari konteks tersebut berisi ajakan, teguran, himbauan, yang mempunyai maksud dan pernyataan tertentu, yang kalau dibahasakan ulang bisa berarti, “segeralah”. Oleh karena telah terjadi sesuatu, dan bisa saja hal tersebut yang menjadi sebab-musabab maka muncullah, “demikianlah Firman Yahweh” pada kalimat berikutnya. Yahweh (YHWH) adalah sebutan untuk TUHAN dalam bahasa Ibrani, TUHAN yang menciptakan langit dan bumi.[16] TUHAN yang membentuk manusia, itulah yang berfirman kepada Israel melalui Yesaya. Menarik jika melihat kata boraaka yang berarti mencipta. Namun jika dibandingkan dengan kitab lain yang menggunakan akar kata yang sama, maka arti kata tersebut tidak hanya “mencipta”, namun juga menjadikan, bahkan memperbaharui (Maz 149:2). Demikian juga dengan wayoserka (Kal Pret) yang berarti membentuk. Namun di Yes. 44:2, kata tersebut mendapat pemaknaan yang lebih dalam, tidak hanya dibentuk, namun juga dijadikan, dibentuk sejak dalam kandungan. Penulis kitab Yesaya juga menyebut nama “Israel” dan “dengan namamu Aku memanggilmu” yang berarti mengingatkan kisah Yakub-Israel (bermaksud kolektif), yang berarti bergumul dan menang, bisa juga diartikan dengan berkat Tuhan (Kej 32:22-32). Berkat ketika Tuhan melawat umat Israel ketika bangsa itu berada di titik terendah dalam hidupnya, sebagai ganjaran yang setimpal atas keberdosaan bangsa tersebut.[17] TUHAN tidak hanya memanggil, namun, secara “khusus” memanggil dengan penuh hormat dan penghargaan, yang akan diulang kembali pada pasal 4 berikutnya. Al tira ki gaaltika (Verb) berarti, “janganlah takut Aku menebusmu”, kata “jangan” di sini menggunakan kata al (temporary), yang bisa diartikan, bahwa pada saat itu bangsa Israel sedang dalam pergumulan. Kata “jangan” itu berbicara “sekarang dan masa-masa yang akan datang”. Jadi jikalau dibahasakan ulang, bisa jadi dimaksudkan, “jangan takut ya, Aku di sini”, Aku telah menebusmu. Sedangkan kata gaaltika (Kal Pret) juga bisa dilihat di Yes. 44: 22 yang sepertinya mirip dengan maksud yang ditujukan dengan Yes. 43: 1 ini. Namun jika dilihat di Kej.48:16 dan Kel. 6:6, maka kata tersebut tidak hanya bermakna sebagai penebus, namun membebaskan, melepaskan dari segala bahaya, pada saat itu menebus serta melepaskan dan memberi harapan kepada bangsa Israel. Demikian juga dengan qarati (Verb) yang berarti memanggil, dalam Kel. 31:2 dan Ayub. 9:16, ditegaskan bahwa, tidak hanya dipanggil, namun dipanggil dengan “berseru dan bahkan ditunjuk”, yang merujuk kepada keturunan Abraham yaitu Yakub-Israel, yang terdapat pada kalimat sebelumnya.
בָּךְ תִבְעַר  לֹא וְלֶהָבָה תִכָּוֶה לֹא  אֵשׁ בְּמֹו תֵלֵךְ כִּי יִשְׁטְפוּךָ לֹא וּבַנְּהָרֹות אָנִי אִתְּךָ בַּמַּיִםתַעֲבֹר כִּי.2
2.      Ki taabor bammayim  ittaka ani ubanaharowt lo yistapuka ki telek bamow es lo tikkaweh walehabah lo tibar bak
Terjemahan, “Ketika kamu lewat melalui air-air dan sungai-sungai Aku bersamamu. Kamu tidak akan diluapi, ketika kamu berjalan melewati api  kamu tidak akan terbakar, di dalam kobaran api tidak akan membakarmu”
Pada ayat yang kedua ini, kata Ki memiliki peranan yang begitu penting, kata tersebut begitu banyak muncul di Alkitab, khususnya Perjanjian Pertama, kata tersebut bisa ditemukan di Kej 1-50, Kel 1-40, bahkan di setiap pasal kitab Kejadian hampir ada. Misalnya di Kej. 1:4, 10, 12 dst. Jika diterjemahkan secara interlinear, maka kata tersebut berarti “ketika”. Namun dengan banyaknya kata tersebut muncul, penulis merasa makna kata tersebut lebih dalam. Kata tersebut semacam kata penghubung. Menunjukkan sesuatu, entah itu keterangan tempat, waktu, kejadian, bahkan menyambungkan suatu kejadian dengan kejadian lain. Berdasarkan hal tersebut penulis menerjemahkan Ki menjadi “ketika” yang berarti jikalau, namun pasti. Pada saat bagaimanapun, pada waktu kapanpun, pada keadaan apapun. Jadi kalimat tersebut bisa dibahasakan ulang, “Ketika, sekarang atau di masa depanpun dan dalam kondisi yang bagaimanapun, jika kamu melewati bahaya, Aku denganmu, Aku bersamamu, Aku besertamu”. Kemudian dilanjutkan dengan, lo yistapuka. Berbeda dengan larangan al pada ayat yang pertama, lo adalah larangan jangka panjang, yang berarti selamanya. Seperti yang terdapat dalam Kel. 20: 13-17. Jadi lo yistapuka (Kal Fut) berarti “tidak ataupun tidak akan diluapi”, tidak akan dibanjiri, tidak akan akan ditumpahi, selamanya. Kata lo juga memilki makna yang sama di kalimat berikutnya lo tikkaweh walehabah lo tibar bak. Sedangkan kata tibar (Hiphal Fut) terdapat juga dalam Yes. 30:33 dan Yer. 7: 18, sehingga kalimat tersebut berarti “kamu tidak, kamu tidak akan terbakar, di dalam kobaran api pun tidak, tidak akan membakarmu”, tidak akan, berarti menyatakan, “sekarang pun tidak, di masa-masa yang akan datang pun tidak, selamanya tidak”, tidak akan menghanguskanmu. Jadi dalam Yes. 43:2 ini, penulis seakan-akan mengatakan “suatu garansi” kepada umat Israel, garansi bahwa TUHAN menyertai umat-Nya sampai selamanya. Umat-Nya jangan takut dan gentar terhadap keadaan carut-marut yang saat itu sedang mereka hadapi.
תַּחְתֶּיךָ וּסְבָא כּוּשׁ מִצְרַיִם כָפְרְךָ נָתַתִּי מֹושִׁיעֶךָ יִשְׂרָאֵל קְדֹושׁ אֱלֹהֶיךָ יְהוָה אֲנִי כִּי.3
3.      Ani Yahweh Eloheka qedowos Yisrael mowosieka natatti kapareka misrayim kus useba tahteka
Terjemahan, “Aku Yahweh adalah Allahmu, satu-satunya yang kudus, penyelamatmu dari Israel, Aku memberikan Mesir sebagai tempat perlindunganmu. Kush, dan Sheba untuk sebagai tebusanmu”
Menarik jika melihat kata קְדֹושׁ qedowos, pada ayatnya yang ketiga, kata tersebut banyak terdapat di dalam Perjanjian Pertama, paling banyak di kitab Yesaya, dan hanya beberapa di kitab lainnya, seperti; Mazmur 106:16, 2 Raja-raja 19:22, dan Yeremia 50:29, muncul dalam konteks yang berbeda, namun tetap pada penekanan, bahwa Allah itu “Kudus”, Ia juga adalah “satu-satunya” dan satu-satunya Allah. Berbeda dengan קָדֹושׁ  qadowos yang begitu banyak muncul di Perjanjian Pertama. Perbedaan keduanya hanya terletak pada perbedaan vowel, jika קְדֹושׁ menggunakan vowel “sheva” atau sering disebut dengan very short vowel  karena posisinya berada di depan huruf, sedangkan קָדֹושׁ menggunakan vowel “qamets” atau sering disebut dengan long vowel yang kebanyakan artinya adalah “kudus”, tentang “subjek” kudus ataupun tentang “objek” yang kudus (Kel. 19:6, 1. Sam. 2:2). Ada apa dengan Mesir, Kush, dan Sheba, sehingga disebutkan di ayat tiga ini. Agaknya penulis kitab Yesaya mau mengisaratkan sesuatu, bahkan menegaskan, “bahwa Aku adalah Allah yang berdaulat di dalam sejarah dan masa depan”. Pasti orang Israel pada waktu itu sangat familiar dengan kata “Mesir” itu sendiri, mengingatkan mereka kepada tentang banyak hal, termasuk tentang perskusi bangsa Israel pada masa lampau, namun juga mengingatkan mereka, bahwa Mesir pernah menjadi tempat “perlindungan” ketika Abraham berada di Mesir, ingat Abraham berarti ingat juga tentang “Janji Allah” (Kej. 15). Mesir, Kush dan Sheba, bisa jadi hanya mengungkapkan tentang sesuatu yang asing, sesuatu yang asing pada zaman dahulu cendrung berkesan negatif. Mengenai Kush bisa juga dilihat di Mazmur 7:1-2, yang berbicara bahwa Kush adalah keturunan Benyamin. Itu berarti menandakan bahwa kalimat-kalimat di atas berhubungan dengan Israel, yang mengingatkan tentang kisah Benyamin saudaranya Yusuf waktu berada di Mesir (Kej. 44: 18-34). Di antara kalimat, Mesir, Kush, dan Sheba terdapat kata Kapareka (Noun) yang juga terdapat di Maz. 49:7 dan Kel. 30:12, namun diterjemahkan agak berbeda dengan Yes. 43:3, yang menerjemahkannya dengan, “penebusan”, sedangkan Maz. 49:7 dan Kel. 30:12 tersebut menerjemahkannya dengan arti, “harga dari pembebasan”. Jadi dalam Yes. 43:3 ini, TUHAN menegaskan tentang diri-Nya, membedakan diri-Nya dengan patung-patung atau berhala yang ada pada waktu kebobrokan Israel itu.[18] Allah adalah satu-satunya, tiada yang lain, Dia adalah satu-satunya penyelamat Israel, yang menebus, memberikan Mesir, Kush, dan Sheba, tidak hanya untuk, namun juga sebagai ganti penebusan Israel.
נַפְשֶׁךָ תַּחַת וּלְאֻמִּים תַּחְתֶּיךָ אָדָם וְאֶתֵּן  אֲהַבְתִּיךָ וַאֲנִי נִכְבַּדְתָּ בְעֵינַי יָקַרְתָּ מֵאֲשֶׁר.4
4.Measer yaqarta baenay nikbadta waani ahabtika waetten adam tahteka ulaummin tahat napseka 
Terjemahan, “Engkau, engkau adalah berharga di pandanganku, engkau manusia mulia, oleh karena Aku memberikan, mencintai untuk jiwamu dan orang-orang untukmu”
Pada ayatnya yang keempat ini, kata Measer dimaksudnya sebagai kata ganti perseorangan, bersifat “penyebab”, seperti penegasan hubungan. Oleh karena itu diterjemahkan dengan,”engkau, engkau”, seakan-akan mau mengatakan, “oleh karena engkau” Aku memberikan cinta, sehingga engkau berharga. Kata tahteka juga sering ditemukan dalam kitab-kitab yang lain yang memilki konteks yang berbeda seperti, Kej 4:25 tahteka berarti “sebagai ganti,” yaitu Allah mengaruniakan kepada Hawa anak yang lain “instead”, sebagai ganti Habel. Namun jika dilihat Kel. 21:20 maka kata tersebut diterjemahkan menjadi under yang berarti di bawah, dalam kasus Kel. 21:20 tersebut berarti, mati di bawah tangan majikannya. Berbeda lagi dengan kasus tahteka pada Bil. 25:13, pada ayat tersebut diterjemahkan menjadi inasmuch as yang dapat diartikan sebagai “sebab ataupun karena”. Jadi dapat dikatakan tahteka pada ayat yang keempat ini sangat dalam dan luas artinya. Demikian juga dengan kata tahat yang merupakan akar kata dari tahteka namun artinya berbeda, yaitu “sebagai ganti”. Perbedaannya adalah, jika tahteka tadi membicarakan orang kedua tunggal, tahat ini merujuk ke adam yang berarti manusia atau rakyat, dalam konteks Yesaya 43 tersebut bisa diartikan sebagai bangsa-bangsa, karena Israel pada waktu itu berada diantara kekuatan bangsa-bangsa yang besar, seperti Asyur, Babel, dan Mesir.[19] Ahabtika (Verb) dalam Yes. 43:4 ini diartikan dengan “mencintai”, namun jika ditilik lebih dalam, maka makna tersebut bukan hanya mencintai, namun juga bebicara tentang “keinginan yang sungguh” yang diiringi dengan tindakan, seperti yang terdapat pada kitab Dan. 1:9 dan Yes. 23:11.


אֲקַבְּצֶךָּ וּמִמַּעֲרָב זַרְעֶךָ אָבִיא  מִמִּזְרָח אָנִי אִתְּךָ כִּי תִּירָא אַל.5
5.      Al tira ki itaka ani mimmizrah abi zareka umimmaarab aqabbaseka
Terjemahan, “Jangan takut, karena Aku bersama engkau. Dari Timur Aku akan membawa keturunanmu, dan dari barat Aku akan memanggil engkau”
 “Aku bersama engkau” pada Yes. 43:5 ini, mirip dengan arti kata yang telah dibahas pada ayat yang kedua sebelumnya. Aqabbaseka (Verb) berarti memanggil untuk berkumpul, kata tersebut juga muncul kembali di Yes. 54:7, namun maknanya agaknya berbeda, tidak hanya sekedar “berkumpul”, tetapi juga “mengambil” dalam arti mengumpulkan, kata tersebut juga muncul kembali di Yer. 6:9 yang memberi suatu kepastian, garansi, yang berarti “yakin”, benar-benar berkumpul. Mimmizrah terdapat juga di Yeh. 10:9 yang berarti dari terbitnya matahari (timur), awal memulai suatu pekerjaan, sedangkan umimmaara berarti tempat matahari terbenam (barat) yang terdapat juga di Maz. 70:6.
הָאָרֶץ מִקְצֵה וּבְנֹותַי מֵרָחֹוק בָנַי הָבִיאִי תִּכְלָאִי תִּכְלָאִי אַל וּלְתֵימָן תֵּנִי לַצָּפֹון אֹמַר.6
6. Omar lassapown teni ulateman al tiklai  habii banay merahowq ubanowtay miqseh haarets
Terjemahan, “Aku akan mengatakan ke utara, berikan, dan ke selatan, jangan menahan; bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, Dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung bumi”
 Ulateman yang muncul pada pada Yes. 43:6 ini berarti selatan. Kata tersebut dapat juga ditemukan di Yeh. 20:46, namun dimaknai tidak hanya sebagai tempat, namun juga arah, arah yang sarat dengan kebenaran. Habii (Verb) tidak berarti hanya, “membawa”, kata ini ditemukan juga di Yer. 2:6 yang memiliki makna yang agak berbeda yaitu, “berkesan menegaskan, memimpin, menuntun, dengan yakin mengumpulkan”. Terdapat juga kata miqseh (Verb) yang penulis terjemahkan menjadi ujung, jika dalam ayat ini maksudnya adalah ujung bumi, maka Daniel 6:26 mengartikan kata tersebut menjadi “seluruh”, yang berarti seluruh bumi. Hal ini memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kalimat utara, selatan, timur, dan barat yang terdapat pada Yes. 43:5-6 yang merujuk kepada seluruh penjuru bumi. Sementara, kalimat anak-Ku laki-laki dan anak-Ku perempuan menandakan seluruh bangsa Isreal, segala suku bangsa Israel, dari mana saja, dari seluruh penjuru bumi.  Hal ini juga mencerminkan kembalinya orang Israel dari pembuangan Babel yang diizinkan oleh Keputusan Koresh II.
           עֲשִׂיתִיו אַף יְצַרְתִּיו בְּרָאתִיו וְלִכְבֹודִי בִשְׁמִי הַנִּקְרָא כֹּל.7
7.Kol hanniqra bismi walikbowdi baratiw yasartiw aph asitiw
Terjemahan, “Setiap orang, siapapun yang olehKu namanya disebut, yang Aku ciptakan untuk kemuliaan-Ku; Aku membentuknya, ya Aku membuatnya”
 Bismi berarti “dengan nama-Ku”,seperti bismilah dalam bahasa Arab yang memiliki arti yang sangat sentral, yang berpusat kepada pemilik nama itu sendiri, dalam hal ini ialah TUHAN. “Dengan nama-Ku, dengan kemasyuran-Ku, yaitu dengan kehendak-Ku, Aku memanggil, hanniqra (Verb). Dalam Yer. 9:17, hanniqra tidak hanya diterjemahkan dengan memanggil, namun juga diterjemahkan sebagai sebuah ungkapan ataupun ekspresi yang bermaksud, “mengumumkan, ataupun menyatakan”. Baratiw (Verb) pada ayatnya yang ketujuh ini agak berbeda dengan baratiw Yes. 43 ayatnya yang pertama sebelumnya yaitu, boraka. Meskipun keduanya memilki akar kata yang sama yaitu bara. Pada  ayat yang pertama menggunakan kepada kata ganti orang kedua tunggal, sedangkan pada ayat yang ketujuh sepertinya merujuk kepada yasartiw (Verb) dan asitiw (Kal Imp). Astiw yang diterjemahkan sebagai “membuat” agaknya memilki arti yang lebih sempit. Hal ini ada nampak jika dibandingkan dengan Yeh. 5:14 yang menerjemahkannya menjadi, “mengatur, membuat terjadi, ataupun untuk mempersiapkan”. Dalam hal ini berarti membuat dengan persiapan terhadap tujuan tertentu, yang hendak mengatakan, dan menegaskan bahwa, Allah tidak hanya menciptakan, namun juga membuat, dan bahkan membentuk, Dialah yang yang menjadikan semuaanya yang ada di atas, di langit dan di bawah, di bumi (Yes. 45:8). Jadi Yes. 43:7 ini, mengingatkan dan menegaskan kembali Yes.43:1 bahwa Israel adalah umat Allah, yang dijadikan dan secara khusus dipanggil oleh-Nya demi suatu tujuan.
B.     Beberapa Terjemahan dan Tafsiran Yesaya 43:1-7
Alkitab yang digunakan sekarang ini adalah sebuah terjemahan yang dibuat atas dasar Alkitab aseli yang ditulis dalam bahasa-bahasa lain yaitu bahasa Aram dan bahasa Ibrani untuk Alkitab PL, dan untuk Perjanjian Baru seluruhnya menggunakan bahasa Yunani.[20] TB-LAI bertugas untuk menerjemahkan, mencetak, dan menerbitkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah “asli” ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.[21] TB-LAI memberikan judul Yes. 43:1-7, “Allah adalah satu-satunya Penebus”, berikut terjemahannya;
“1)Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: ‘Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. 2)Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. 3)Sebab Akulah TUHAN, Allahmu yang Mahakudus,  Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia  dan Syeba sebagai gantimu. 4)Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. 5)Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan menghimpun engkau dari barat. 6)Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan:  Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi. 7)Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan  untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan”[22]
Pada Yes. 43:1 ini terdapat sedikit perbedaan terjemahan penulis dengan TB-LAI, meskipun terjemahan tersebut tidak mengalami pergeseran pengertian yang begitu mendalam. Pada bagian kalimat akhir, TB-LAI menerjemahkan li basimka dengan “Aku telah memanggil engkau dengan namamu”. Harusnya kata li yang berarti untuk, tidak boleh dilupakan, sehingga terjemahannya menjadi “ untuk dengan namamu aku telah memanggilmu”. Jadi Allah tidak hanya memanggil “Israel”, namun juga untuk Israel. Mengenai terjemahan TB-LAI " engkau ini kepunyaan-Ku”, penulis tidak menemukan unsur kata tersebut secara eksplisit, namun penulis memandang bisa saja makna kata tersebut secara implisit terdapat dalam ayat tersebut. Perbedaan terjemahan penulis pada ayat yang kedua ini, tidak mengalami pergeseran makna yang begitu berarti, perbedaannya terletak pada kata bammayim. TB-LAI menerjemahkan kata tersebut dengan “air” sementara kata tersebut berjenis “jamak”, yang harusnya diterjemahkan dengan “air-air”, yang kemudian dipertegas dengan kalimat setelahnya menjadi sungai-sungai.
קְדֹושׁ diterjemahkan oleh TB-LAI menjadi “kudus”. Menurut penulis, TB-LAI memilih terjemahan tersebut mungkin sudah dengan pertimbangan tertentu, penulis merasa dalam terjemahan tersebut harus dibedakan antara קְדֹושׁ dan קָדֹושׁ sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya dalam paper ini. קְדֹושׁ harusnya diterjemahkan menjadi Holy One, hal tersebut juga dibenarkan oleh pendapat Karl Peyerabend yang menyebutkan קְדֹושׁ, is a consecrated or devoted one.[23] Dengan demikian kata קְדֹושׁ memang harus diterjemahkan menjadi “satu-satunya yang kudus” dalam Yes. 43 tadi dimaksudkan menjadi, Allah adalah satu-satunya yang Kudus, tiada yang lain. Juga terdapat perubahan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap maknanya yaitu nama suatu bangsa. Kush diterjemahkan TB-LAI menjadi Etiopia, dan ini memang benar jika ditelusuri mengenai kesejarahan nama bangsa itu sendiri, yang erat juga dengan peradaban Yunani pada masa-masa itu, dan  juga dengan peradaban Mesir.[24] Pada ayat yang keempat, TB-LAI menerjemahkan מֵאֲשֶׁר menjadi “oleh karena engkau”, mirip dengan terjemahan penulis yaitu “engkau, engkau” yang rasanya sangat puitis sekali, yang berarti “menekankan”, memilki sesuatu maksud yang mendalam. Selanjutnya TB-LAI menerjemahkan וּלְאֻמִּים ini menjadi “bangsa-bangsa” tidaklah salah, namun juga bisa diterjemahkan dengan “orang-orang” sebagaimana yang telah penulis terjemahkan, sehingga maknanya lebih spesifik. Terjemahan penulis dengan terjemahan TB-LAI pada Yes. 43: 5-7 tidak begitu nampak perbedaannya, hanya kelihatan berbeda dalam susunan-susunan kalimat-kalimat yang terdapat dalam ayat tersebut, tanpa mengubah maknanya.
EGS memandang terjemahan TB-LAI begitu puitis, berbeda dengan kitab Yeremia dan Yehezkiel yang kebanyakan terdiri dari prosa.[25] EGS dalam tafsirannya membagi Yes. 43:1-7 menjadi tiga tema besar; Pasal 1-2 diberikan judul, “Tuhan telah menebus dan menjamin keselamatan Israel”, kemudian pada pasal 3-4, ia memberikan judul, “Tuhan adalah penebus Israel”, sementara pasal 5-7, “Tuhan mendatangkan keturunan-keturunan Israel ke Yerusalem”. Jadi jelas sekali EGS mau menyampaikan bahwa, “Karya Tuhanlah yang telah menebus dan menjamin keselamatan Israel, karena Tuhanlah penebus Israel, dan Ia mendatangkan keturunan-keturunan Israel ke ‘Yerusalem’ demi kemulian-Nya.[26] EGS kemudian menerjemahkan Yes. 43: 1-7 sebagai  berikut;
“1) Namun sekarang, demikianlah kata Yahweh, penciptamu hai Yakub dan pembentukmu hai Israel, jangan takut, sebab Aku telah menebusmu, Aku memanggilmu dengan menyebut namamu, dan kau adalah milikKu! 2) Mana kala kau menyeberangi air, Aku besertamu, mana kala kau masuk air (sungai-sungai), kau takkan hanyut. Mana kala kau berjalan melewati api, kau takkan hangus, dan kobaran api tidak akan membakarmu. 3) Sebab Akulah Yahweh Allahmu, Sang Kudus Israel, Penyelamatmu, Aku memberi Mesir sebagai tebusanmu, Etiopia dan Seba sebagai gantimu. 4) Sebab di mataKu kau berharga, (Aku) menghargaimu dan mengasihimu, Aku memberi negara-negara sebagai tebusanmu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. 5) Janganlah takut, sebab Aku menyertaimu, Aku akan mendatangkan keturunanmu dari timur, dan Aku akan mengumpulkan kau dari barat. 6) Aku berkata kepada Utara; berilah! Dan kepada Selatan; jangan tahan! Bawalah anak-anakku laki-laki dari jauh, dan anak-anakku perempuan dari ujung-ujung bumi. 7) Semua orang yang disebutkan dengan namaKu, yang Kuciptakan untuk kemulianKu, yang Kubentuk dan Kubuat”[27]
Ada beberapa kata maupun kalimat yang memiliki arti yang mirip yang kemudian berubah dalam terjemahan EGS, bahkan cenderung berbeda dari terjemahan TB-LAI, seperti; kata TUHAN diganti dengan Yahweh, “apabila, diganti menjadi mana kala”, milik diganti menjadi kepunyaan, sedangkan kata, “masuk” dari terjemahan TB-LAI diterjemahkan menjadi menyeberangi. Demikian juga dengan terjemahan kata atau kalimat yang lainnya seperti; kobaran, Sang Kudus, penyelamatan dll. Mengenai “Sang Kudus”, agak berbeda dengan terjemahan TB-LAI, dan juga dengan terjemahan penulis. Di mana TB-LAI menerjemahkan kata Sang Kudus tersebut dengan “Mahakudus”, sedangkan penulis menerjemahkan dengan “satu-satunya yang Kudus”. Namun penulis melihat perbedaan dari masing-masing penerjemah ini, justru menambah kekayaan dari arti teks itu sendiri.
 TB-LAI, “Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia  dan Syeba sebagai gantimu”, kemudian diterjemahkan EGS menjadi “Aku memberi Mesir sebagai tebusanmu, Etiopia dan Seba sebagai gantimu”. “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu”, kemudian diterjemahkan EGS menjadi “Sebab di mataKu kau berharga, Aku menghargaimu dan mengasihimu, Aku memberi negara-negara sebagai tebusanmu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu”.[28] EGS dalam bukunya “Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55” tidak begitu dengan jelas mengungkapkan mengapa terjemahan-terjemahannya berbeda dengan TB-LAI, khususnya mengenai Yes. 43:1-7, dan kira-kira apa yang terjadi ataupun apa yang melatarbelakangi sehingga EGS kemudian menerjemahkan teks tersebut seperti itu.
EGS melihat konteks pasal 1 di atas lebih kepada makna penghiburan yang lebih didasarkan pada sisi teologisnya yang kemudian juga dilanjutkan ke ayat yang ke-2. Mengenai air dan api, ia menyampaikan bahwa maknanya “lebih mendalam”, dan patut dipertimbangkan secara harfiah ataupun kiasan, yang hal itu mungkin berarti “segala macam ancaman secara umum”, tetapi bisa juga konkret.[29] Pada pasalnya yang ke 3 dan 4, EGS lebih memusatkan perhatian kepada makna “ga’al” yang berarti penebus dalam PL, dalam arti pembebasan Israel sebagai budak, seperti dalam peristiwa Exodus, dan ia juga mengkritisi makna serta hubungannya dengan Israel mengenai penyebutan nama “Mesir, Syeba dan Etiopia”. Menurut EGS pasal 5-7, agaknya menggunakan “kritik editor”, yang diperluas, untuk menampung “kepentingannya”, sebab ada semacam maksud yang tersirat, yang berupa ajakan menarik kembali generasi Israel berikutnya untuk pindah dari diaspora menuju Yerusalem. Memanggil pulang orang-orang yahudi yang berada di mana-mana, di setiap arah mata angin, untuk kembali ke Isreal, sehingga disebut juga dengan proses penciptaan kembali.[30]
Pandangan MCB Agak berbeda dengan EGS, dalam tafsirannya MCB mengibaratkan Yesaya 40-55 seperti Injil dalam PL, dimana Allah memproklamirkan pertama kali dan dilukiskan bagaimana Hamba Tuhan membawa keselamatan dari Allah sampai ke ujung bumi. Khusus Yes 43. 1-7 MCB mendeskripsikannya  berdasarkan isi, bentuk, dan tujuan, dalam arti, firman keselamatan itu terdiri dari dua janji keselamatan; pertama-tama Allah berjanji bahwa Ia akan menebus Israel (1-4), kemudian bahwa Ia akan membawa pulang orang-orang yang terbuang dan mengungsi (5-6), dan semuanya itu terjadi demi kemuliaan Tuhan (7).[31] Dalam menerjemahkan Yes. 43: 1-7, MCB memiliki terjemahan yang sama, dengan terjemahan yang dipakai oleh TB-LAI.[32] MCB sependapat dengan EGS mengenai tejemahan Yes. 43:4 yaitu , “Aku memberikan manusia sebagai gantimu”, “adam”, manusia ataupun orang dalam bahasa Ibrani, tidak pernah dipakai sejajar dengan bangsa; oleh karena, dengan perubahan satu huruf, banyak terjemahan membaca “negeri-negeri.”[33] Tafsiran MCB pada Yes. 43:1-7 ini, secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan tafsiran penulis. Janji Allah dialamatkan kepada Yakub-Israel, yang dalam hal ini kepada seluruh keturunan Abraham yang telah tersebar ke seluruh penjuru bumi. TUHAN mengenalkan Kebribadian-Nya, Pencipta langit dan bumi, Allah penebus Israel yang adalah kepunyaan-Nya. Allah memberikan garansi kepada Israel, bahwa Israel berharga di mata-Nya, dan Ia akan menghimpun dan menyelamatkan Israel, oleh karena itu Israel tidak perlu takut, Allah menyertainya selamanya.[34] New Living Translation (NLT) Menerjemahkan Yes. 43:1-7 secara khas, dalam hal ini cendrung lebih dekat dengan terjemahan penulis ataupun EGS dibanding TB-LAI maupun MCB. Terjemahan itu sendiri secara luas tidak mengubah maknanya, hanya dibahasakan secara khas dan berbeda, berikut terjemahannya;
“1) But now, O Jacob, listen to the Lord who created you. O Israel, the one who formed you says, “Do not be afraid, for I have ransomed you. I have called you by name; you are mine.2) When you go through deep waters, I will be with you. When you go through rivers of difficulty, you will not drown. When you walk through the fire of oppression, you will not be burned up; the flames will not consume you. 3) For I am the Lord, your God, the Holy One of Israel, your Savior. I gave Egypt as a ransom for your freedom; I gave Ethiopia and Seba in your place. 4) Others were given in exchange for you. I traded their lives for yours because you are precious to me. You are honored, and I love you. 5) “Do not be afraid, for I am with you. I will gather you and your children from east and west. 6) I will say to the north and south, ‘Bring my sons and daughters back to Israel from the distant corners of the earth. 7) Bring all who claim me as their God, for I have made them for my glory. It was I who created them.”[35]
Perbedaan terjemahan yang pertama terdapat pada Yes. 43:2, dimana TB-LAI, EGS dan MCB menerjemahkan bammayim dengan “air”, sedangkan penulis menerjemahkannya dengan “air-air”. Namun, NLT menerjemahkannya dengan deep waters, hal ini menambah makna yang lebih dalam terhadap teks tersebut. Sementara terjemahan NLT pada ayatnya yang ketiga tentang “Holy One” sama dengan terjemahan penulis, yang diterjemahkan berbeda oleh TB-LAI dan MCB menjadi Mahakudus, dan EGS menerjemahkannya dengan Sang Kudus. Terjemahan-terjemahan yang lainnya tidak terlalu jauh berbeda, bahkan memiliki jauh lebih banyak kesamaan dibanding perbedaan di antara terjemahan tersebut. Hal itu bisa jadi karena semua bersumber dari teks awal yang sama, NLT menggunakan naskah teks Masoreta dari BHS tahun 1977 yang dikombinasikan dengan Naskah Gulungan Laut Mati, Septuaginta, Naskah-naskah Yunani dan Taurat Samaria, serta Vulgata.[36]
PENUTUP
“Tetapi sekarang", bukan hanya sebuah welcome words pada Yes. 43:1-7 ini. Namun, merupakan sebuah pernyataan anugrah dari Allah.[37] Anugrah yang diperuntukkan bagi semua umat manusia, anugrah yang menyatakan meski Israel telah gagal, berdosa dan terbuang dalam kebutaanya, namun Allah yang penuh rahmat dan termasyur itu tetap “mengingat”, mengampuni, menebus dan menyelamatkannya. Allah mengungkapkan kasih-Nya dengan menyelamatkan Israel dalam pembuangan, serta memberkati dan menyertainya. Israel adalah milik kepunyaan Allah, satu-satunya Allah, TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, sehingga Israel tidak perlu takut terhadap apapun yang akan menimpa mereka. Allah yang berkarya, yang berinisiatif, yang mengirimkan hamba-Nya, yang meng-anugrahkan “garansi” (guaranteed, suatu jaminan kepada Israel, umat pilihan Allah. Janji keselamatan, penyertaan dalam segala keadaan, dan akan mengumpulkan seluruh suku-bangsa Israel dari seluruh penjuru bumi. Tidak terbayangkan, betapa gelapnya, carut-marutnya kehidupan bangsa Israel pada waktu itu, suatu bangsa yang pernah berada dalam masa kejayaannya, kemudian hancur dan terpuruk, tidak hanya kehidupan jasmani namun juga kehidupan rohaninya. Demikian juga dengan kehidupan saudara dan saya. Ingatlah! Bahwa Allah yang sama, TUHAN pencipta langit dan bumi yang terus berkarya sepanjang masa itu, juga berkarya dalam kehidupan saudara dan saya. Sebagaimana Dia telah menyertai bangsa Israel dalam keadaan apapun, Allah yang sama juga akan beserta saudara dan saya dalam keadaan apapun. Dia mengenal saudara dan saya, karena Dia yang membentuk dan menjadikan, dan kita berharga di mata-Nya. Oleh karena itu percayalah bahwa tidak ada sesuatu pun yang luput dari rencana-Nya, dan pengharapan sungguh ada di dalam Dia. Dia yang berkarya, berinisiatif menyelamatkan umat Israel, dan sekarang Dia juga sedang bekerja dan berkarya menolong kehidupan saudara dan saya. Soli Deo Gloria


DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi., Cet. 2 (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015)
Pfeiffer, Robert H. Introduction to the Old Testament (London: A and C. Black Limited 4, 5, and 6 Soho Square,1953)
Jenkis Simon, Bible Mapbook.,Ter. Yayasan Komunikasi Bina Kasih Indonesia. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1974)
Carson, D. A., NIV Zondervan Study Bible: Built on the Truth of Scripture and Centered on the Gospel Message. (Michigan, USA: Grands Rapids, 2015)
http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=23&intro=pintisari. Diakses Tanggal 12 Mei 2018, Pukul 09.37 Wib.
Wahono, Wismoady., Di sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari dan mengajarakan Alkitab Cet. 18 ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
Bakker, F. L., Sejarah Kerajaan Allah 1: Perjanjian Lama, Cet. 20 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
  Davidson Robert, Alkitab Berbicara., Ter.E. G. Singgih (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998)
Frommel-Claire Barth-Marie dan Barth-Christoph, Teologi Perjanjian Lama 2., Cet. 4. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014)
Gertz, Jan Christian, Berlejung Angelika, Schmid Conrad, dan Witte Markus, “Purwa Pustaka: Eksplorasi ke dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika” , Ter. Robert Setio dan Atdi Susanto, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017)
Lembaga Alkitab Indonesia, Teks Alkitab Terjemahan Baru (Jakarta: TB-LAI, 2016)
Feyerabend Karl, Langengscheident’s Pocket Hebrew Dictionary: To the Old Testament (London: British Commonwealth)
http://www.taneter.org/ethiopia.html. Diakses Tanggal 11 Mei 2018, Pukul 07.00 Wib.
Gerrit Singgih, Imanuel., Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014)
http://www.sarapanpagi.org/yesaya-isaiah-vt2292.html, Diakses Tanggal 12 Mei 2018, Pukul 08.20 Wib.
OFM, C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1979)
Frommel-Carl Barth-Marie, Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
Tyndale House Foundation, Holy Bible: New Living Translation (Illinois: Tyndale House Publisers, 2015)
C. Ortlund. Raymond, Jr., Preaching the Word Isaiah: God Saves Sinners (11ionis: Crossway Books, 2005)


[1] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi., Cet. 2 (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015) Hal. 1079.
[2] Robert H. Pfeiffer, Introduction to the Old Testament (London: A and C. Black Limited 4, 5, and 6 Soho Square,1953). p. 422.
[3] D. A. Carson, NIV Zondervan Study Bible: Built on the Truth of Scripture and Centered on the Gospel Message. (Michigan, USA: Grands Rapids, 2015), p. 1307.
[4] Simon Jenkis, Bible Mapbook.,Ter, Yayasan Komunikasi Bina Kasih Indonesia. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1974) Hal. 58-59.
[5] http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=23&intro=pintisari
[6]    Christoph Barth dan Marie-Claire Barth-Frommel, Teologi Perjanjian Lama 2., Cet. 4. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014) Hal. 381.
[7] Wismoady Wahono., Di sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari dan mengajarakan Alkitab (Cet- 18, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015),Hal. 153.
[8] F. L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah 1: Perjanjian Lama, Cet. 20 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), Hal. 669.
[9] http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=23&intro=pintisari
[10] Jan Christian Gertz, Angelika Berlejung, Conrad Schmid, dan Markus Witte, “Purwa Pustaka: Eksplorasi ke dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika” (Ter. Robert Setio dan Atdi Susanto, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) Hal. 481.
[11]   Jan Christian Gertz, Angelika Berlejung, Conrad Schmid, dan Markus Witte, “Purwa Pustaka: Eksplorasi ke dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika” (Ter. Robert Setio dan Atdi Susanto, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) Hal. 503-505.
[12]     Jan Christian Gertz, Angelika Berlejung, Conrad Schmid, dan Markus Witte, “Purwa Pustaka: Eksplorasi ke dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika” (Ter. Robert Setio dan Atdi Susanto, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) Hal. 507-511.
[13] Wismoady Wahono., Di sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari dan mengajarakan Alkitab., Cet- 18 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) Hal. 253-254.
[14] Emanuel Gerrit Singgih adalah Guru Besar Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
[15] Lembaga Aliktab Indonesia, Perjanjian Lama Ibrani-Indonesia (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2016)
[16] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi., Cet. 2 (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015) Hal. 1079.
[17] Robert Davidson, Alkitab Berbicara., Ter.E. G. Singgih (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998) Hal. 103.
[18] http://www.sarapanpagi.org/berhala-penyembahan-berhala-vt7785.html
[19] D. A. Carson, NIV Zondervan Study Bible: Built on the Truth of Scripture and Centered on the Gospel Message. (Michigan, USA: Grands Rapids, 2015), p. 1310.
[20] C. Groenen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1979) Hal. 17.
[21] http://www.alkitab.or.id/
[22] Lembaga Alkitab Indonesia, Teks Alkitab Terjemahan Baru (Ed. Ns, Jakarta: LAI, 2017) Hal. 903.
[23] Karl Feyerabend, Langengscheident’s Pocket Hebrew Dictionary: To the Old Testament (London: British Commonwealth, _) Hal. 296.
[24] http://www.taneter.org/ethiopia.html
[25] Emanuel Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 7.
[26] Emanuel Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 100-104.
[27] Emanuel Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 102-104.
[28] Emanuel Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 102.
[29] Emanuel Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 101-102.
[30] Emanuel Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 104.
[31] Marie-Claire Barth-Frommel, Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9.( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) Hal. 139-140.
[32] Marie-Claire Barth-Frommel, Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) Hal. 138-139.
[33] Marie-Claire Barth-Frommel, Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) Hal. 139.
[34] Marie-Claire Barth-Frommel, Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) Hal. 140-145.
[35] Tyndale House Foundation, Holy Bible: New Living Translation (lllinois: Tyndale House Publisers, 2015) Hal. 430.
[36] Tyndale House Foundation, Holy Bible: New Living Translation (lllinois: Tyndale House Publisers, 2015) p. A16.
[37] Raymond C. Ortlund, Jr., Preaching the Word Isaiah: God Saves Sinners (IIIionis: Crossway Books, 2005) p. 281.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Natal yang Menyejarah

Teologi Bencana