TUHAN Menjamin Penyertaan-Nya: Sebuah Tafsir dari Yesaya 43: 1-7
PENDAHULUAN
Kitab Yesaya (Yes) adalah salah satu kitab dalam Alkitab
Perjanjian Pertama, atau lebih sering dikenal dengan sebutan “Perjanjian Lama”
(PL). Kitab ini berisi beberapa puisi indah dan kata-kata pengharapan yang
paling terkenal dalam Alkitab, dan kitab ini sering menjadi rujukan bagi para
penulis Perjanjian Baru untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias,
Raja keturunan Daud yang telah lama dinantikan.[1]
Penamaan kitab ini berdasarkan nama dari seorang nabi besar dalam bahasa
Ibrani, yang hidup di Yerusalem sekitar abad kedelapan sebelum Masehi yang lalu,
yaitu יְשַׁעְיָה (dibaca Yasayah)’, yang diperkirakan bahwa ia
merupakan putra dari Amos seorang Nabi dari Tekoa. Yesaya berarti TUHAN adalah Penyelamat
atau Keselamatan dari TUHAN.[2]
Kitab Yesaya merupakan sebuah mahakarya agung, sebagai perpaduan sebuah karya
sastra yang agung dengan mahakarya teologisnya, yang mampu memuat ke dalam 66 bab
keseluruhan bagian teologi Alkitabiahnya, mulai dari transendensi Allah melalui
penciptaan dan penebusan, serta karya-Nya terhadap alam semesta.[3]
Konteks dan latar belakang penulisan kitab Yesaya
tidak bisa terlepas dari kejadian sekitar tahun 722 sebelum Masehi yaitu,
tentang pecahnya kerajaan Salomo menjadi dua, Yerobeam memerintah kerajaan baru
di utara, dan Rehabeam, anak Salomo memerintah di selatan.[4]
Kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur. Kerajaan
selatan yaitu Yehuda, juga menuju nasib yang sama, sehingga secara sosial-politis
mereka sudah rusak, demikian juga dengan iman percaya mereka, sehingga secara
keseluruhan Israel sedang berada di ambang kehancuran.[5]
Kitab Yesaya terdiri atas banyak kesatuan kecil yang menyerukan, keseimbangan
antara hukuman dan keselamatan dijaga. Tuhan adalah mahkota keindahan umat-Nya
yang menerima Roh keadilan, Tuhan bangkit menyayangi dan membalut luka Israel
dan menjanjikan pembebasan.[6]
Bangsa Israel dibuang ke Babel dengan sangat hina dan hampir tidak punya
harapan untuk kembali ke tanah air, sedangkan mereka yang tinggal di Yehuda
mengalami kesengsaraan; sawah, ladang, dan rumah mereka hancur, mereka menjadi
sasaran binatang buas, tanpa perlindungan, sakit dan kelaparan.[7]
Yehuda berbeda dengan kerajaan utara, negeri itu harus dihakimi, namun juga
harus dibelaskasihani oleh karena janji Allah kepada Yehuda. Panggilan Allah
kepada Yesaya disertai juga dengan penugasan kepadanya pada masa Raja Uzia,
Yotam, Ahas, dan Hizkia. Tugas yang diterimanya itu amat berat dan susah,
sehingga menurut tradisi Yahudi, ia mati sahid dibunuh di masa pemerintahan
Manasye.[8]
Yesaya harus menyampaikan kabar, peringatan, nubuatan, bahwa suatu malapetaka
yang besar akan menimpa Israel (Yes. 6: 11-13), Yesaya juga menjanjikan suatu
tanda khusus lagi tentang pengharapan, bahwa Yehuda akan diselamatkan oleh
karena janji Allah. Allah akan memerintah dengan adil dari Yerusalem. Suatu
saat dari Yehuda akan datang seorang Hamba Tuhan, Sang Juruselamat yang akan
menyelamatkan bukan hanya Yehuda, tetapi seluruh dunia.[9]
Para penafsir Perjanjian Pertama memberikan nama
yang berbeda-beda untuk masing-masing bagian dari kitab Yesaya, dari 66 pasal
kitab tersebut, kemudian dibagi menjadi tiga bagian besar. Pasal 1-39 dinamai “Proto-Yesaya”,
yang berisi ucapan-ucapan Yesaya. Pasal 40-55 dinamai “Deutero-Yesaya”, yang diasalkan
pada seseorang tanpa nama yang aktif ketika terjadi pembuangan di Babel,
sedangkan dasar tekstual dari pasal 56-66 dilacak kembali pada orang ketiga tanpa
nama yang kemudian dinamai “Trito-Yesaya”.[10]
Penafsiran Yes. 43:1-7 dalam Deutero-Yesaya yang akan dibahas ini, tentu saja
tidak terlepas dari sejarah peredaksiannya. Sehingga hasil yang didapatkan oleh
para penafsir bisa saja berbeda dan masih terbuka bagi kemungkinan-kemungkinan
yang ada. Hal itu terjadi dikarenakan peredaksian kitab Deutero-Yesaya itu
sendiri, yang menurut para ahli tidak menampilkan fitur-fitur literer yang
seragam, yang sepertinya mempunyai asal-usul yang berbeda, yang diperkirakan
telah mengalami pengembangan redaksional.[11]
Pengembangan redaksional yang dimaksud adalah, dengan adanya tambahan-tambahan
editorial “Trito-Yesaya” terhadap kitab Deutero-Yesayanik, serta kaitannya
dengan teologi Deutero Yesaya itu sendiri, yang berkaitan dengan pemilihan
Koresh, Monoteisme, Teologi Penciptaan, Exsodus lama dan baru, serta Israel
sebagai bangsa dari Bapa-bapa leluhur.[12]
Dalam paper ini penulis akan membatasi tafsiran yang lebih spesifik, yang diambil
dari Deutero-Yesaya yaitu pasalnya yang ke 43:1-7, meskipun secara garis besar
Deutero-Yesaya sangat menarik, yang berisikan banyak puisi, juga cukup jelas
memberitakan suara kenabian, bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi dan
Allah adalah penolong, pembebas dan pengharapan bangsa Israel.[13]
“Allah adalah satu-satunya Penebus” adalah judul perikop yang diberikan oleh
Lembaga Alkitab Indonesia (TB-LAI) pada pasal yang ke 43:1-7 ini. Pertama-tama penulis
akan menerjemahkan perikop tersebut dari bahasa Ibrani, serta menafsirkanya, menganalisis
tata-bahasa, kritik-teks,dan kesejarahannya. Kemudian akan membandingkan terjemahan
dan tafsiran tersebut dengan terjemahan TB-LAI, New Living Translation (NLT), dan dengan beberapa tafsiran dari
para penafsir terdahulu, seperti; Emanuel Gerrit Singgih (EGS)[14],
dan Marie Claire Barth-Frommel (MCB). Di bagian terakhir, penulis akan
menguraikan refleksi teologisnya mengenai tafsiran ini pada bagian penutup.
ISI
DAN PEMBAHASAN
A.
Terjemahan
dan Tafsiran Penulis dari Yesaya 43:1-7
Teks-teks
Ibrani yang akan diterjemahkan di bawah ini diambil dari catatan-catatan
Masoreta Kodeks L secara keseluruhan. Lembaga Alkitab Indonesia memberikannya
judul, Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS), untuk membedakannya dengan edisi
terdahulu yang dikenal dengan Biblia Hebraica Kittel (BHK).[15]
אָתָּה לִי בְשִׁמְךָ קָרָאתִי גְאַלְתִּיךָ
כִּי תִּירָא אַל יִשְׂרָאֵל וְיֹצֶרְךָ יַעֲקֹב
בֹּרַאֲךָ יְהוָה אָמַר כֹּה וְעַתָּה.1
1.
Waattah
koh amar Yahweh boraaka Yaaqob wa-yoserka Yisrael al tira ki gaaltika qarati
basimka li atah
Terjemahan,
“Tetapi sekarang demikianlah Firman Yahweh, penciptamu o… Yakub, o… Israel dan
Ia yang membentukmu, janganlah takut Aku telah menebus, untuk dengan namamu Aku memanggilmu”
Kata Waattah
(Adv) pada ayat yang pertama Yes. Pasal 43 ini, begitu banyak terdapat di dalam
Alkitab, khususnya Perjanjian Pertama, yang bersifat menerangkan, dan muncul
dalam konteks yang berbeda-beda, seperti Kej. 3: 22 dan Kel. 3:18. Kebanyakan
dari konteks tersebut berisi ajakan, teguran, himbauan, yang mempunyai maksud dan
pernyataan tertentu, yang kalau dibahasakan ulang bisa berarti, “segeralah”.
Oleh karena telah terjadi sesuatu, dan bisa saja hal tersebut yang menjadi sebab-musabab
maka muncullah, “demikianlah Firman Yahweh” pada kalimat berikutnya. Yahweh
(YHWH) adalah sebutan untuk TUHAN dalam bahasa Ibrani, TUHAN yang menciptakan
langit dan bumi.[16]
TUHAN yang membentuk manusia, itulah yang berfirman kepada Israel melalui
Yesaya. Menarik jika melihat kata boraaka
yang berarti mencipta. Namun jika dibandingkan dengan kitab lain yang
menggunakan akar kata yang sama, maka arti kata tersebut tidak hanya
“mencipta”, namun juga menjadikan, bahkan memperbaharui (Maz 149:2). Demikian
juga dengan wayoserka (Kal Pret) yang berarti membentuk. Namun di Yes.
44:2, kata tersebut mendapat pemaknaan yang lebih dalam, tidak hanya dibentuk,
namun juga dijadikan, dibentuk sejak dalam kandungan. Penulis kitab Yesaya juga
menyebut nama “Israel” dan “dengan namamu Aku memanggilmu” yang berarti
mengingatkan kisah Yakub-Israel (bermaksud kolektif), yang berarti bergumul dan
menang, bisa juga diartikan dengan berkat Tuhan (Kej 32:22-32). Berkat ketika
Tuhan melawat umat Israel ketika bangsa itu berada di titik terendah dalam
hidupnya, sebagai ganjaran yang setimpal atas keberdosaan bangsa tersebut.[17]
TUHAN tidak hanya memanggil, namun, secara “khusus” memanggil dengan penuh
hormat dan penghargaan, yang akan diulang kembali pada pasal 4 berikutnya. Al tira ki gaaltika (Verb) berarti,
“janganlah takut Aku menebusmu”, kata “jangan” di sini menggunakan kata al (temporary), yang bisa diartikan,
bahwa pada saat itu bangsa Israel sedang dalam pergumulan. Kata “jangan” itu
berbicara “sekarang dan masa-masa yang akan datang”. Jadi jikalau dibahasakan
ulang, bisa jadi dimaksudkan, “jangan takut ya, Aku di sini”, Aku telah
menebusmu. Sedangkan kata gaaltika (Kal
Pret) juga bisa dilihat di Yes. 44: 22 yang sepertinya mirip dengan maksud yang
ditujukan dengan Yes. 43: 1 ini. Namun jika dilihat di Kej.48:16 dan Kel. 6:6,
maka kata tersebut tidak hanya bermakna sebagai penebus, namun membebaskan,
melepaskan dari segala bahaya, pada saat itu menebus serta melepaskan dan
memberi harapan kepada bangsa Israel. Demikian juga dengan qarati (Verb) yang berarti memanggil, dalam Kel. 31:2 dan Ayub.
9:16, ditegaskan bahwa, tidak hanya dipanggil, namun dipanggil dengan “berseru
dan bahkan ditunjuk”, yang merujuk kepada keturunan Abraham yaitu Yakub-Israel,
yang terdapat pada kalimat sebelumnya.
בָּךְ
תִבְעַר לֹא וְלֶהָבָה תִכָּוֶה לֹא אֵשׁ בְּמֹו תֵלֵךְ כִּי יִשְׁטְפוּךָ לֹא וּבַנְּהָרֹות
אָנִי אִתְּךָ בַּמַּיִםתַעֲבֹר כִּי.2
2.
Ki
taabor bammayim ittaka ani ubanaharowt
lo yistapuka ki telek bamow es lo tikkaweh walehabah lo tibar bak
Terjemahan, “Ketika kamu lewat melalui air-air dan
sungai-sungai Aku bersamamu. Kamu tidak akan diluapi, ketika kamu berjalan
melewati api kamu tidak akan terbakar,
di dalam kobaran api tidak akan membakarmu”
Pada ayat yang kedua ini, kata Ki memiliki peranan yang begitu penting, kata tersebut begitu
banyak muncul di Alkitab, khususnya Perjanjian Pertama, kata tersebut bisa
ditemukan di Kej 1-50, Kel 1-40, bahkan di setiap pasal kitab Kejadian hampir
ada. Misalnya di Kej. 1:4, 10, 12 dst. Jika diterjemahkan secara interlinear,
maka kata tersebut berarti “ketika”. Namun dengan banyaknya kata tersebut
muncul, penulis merasa makna kata tersebut lebih dalam. Kata tersebut semacam
kata penghubung. Menunjukkan sesuatu, entah itu keterangan tempat, waktu,
kejadian, bahkan menyambungkan suatu kejadian dengan kejadian lain. Berdasarkan
hal tersebut penulis menerjemahkan Ki
menjadi “ketika” yang berarti jikalau, namun pasti. Pada saat bagaimanapun,
pada waktu kapanpun, pada keadaan apapun. Jadi kalimat tersebut bisa
dibahasakan ulang, “Ketika, sekarang atau di masa depanpun dan dalam kondisi yang
bagaimanapun, jika kamu melewati bahaya, Aku denganmu, Aku bersamamu, Aku
besertamu”. Kemudian dilanjutkan dengan, lo
yistapuka. Berbeda dengan larangan al
pada ayat yang pertama, lo adalah
larangan jangka panjang, yang berarti selamanya. Seperti yang terdapat dalam
Kel. 20: 13-17. Jadi lo yistapuka (Kal
Fut) berarti “tidak ataupun tidak akan diluapi”, tidak akan dibanjiri, tidak
akan akan ditumpahi, selamanya. Kata lo
juga memilki makna yang sama di kalimat berikutnya lo tikkaweh walehabah lo tibar bak. Sedangkan kata tibar (Hiphal Fut) terdapat juga dalam
Yes. 30:33 dan Yer. 7: 18, sehingga kalimat tersebut berarti “kamu tidak, kamu
tidak akan terbakar, di dalam kobaran api pun tidak, tidak akan membakarmu”, tidak
akan, berarti menyatakan, “sekarang pun tidak, di masa-masa yang akan datang
pun tidak, selamanya tidak”, tidak akan menghanguskanmu. Jadi dalam Yes. 43:2
ini, penulis seakan-akan mengatakan “suatu garansi” kepada umat Israel, garansi
bahwa TUHAN menyertai umat-Nya sampai selamanya. Umat-Nya jangan takut dan
gentar terhadap keadaan carut-marut yang saat itu sedang mereka hadapi.
תַּחְתֶּיךָ וּסְבָא כּוּשׁ
מִצְרַיִם כָפְרְךָ נָתַתִּי מֹושִׁיעֶךָ יִשְׂרָאֵל קְדֹושׁ אֱלֹהֶיךָ יְהוָה אֲנִי
כִּי.3
3. Ani Yahweh Eloheka qedowos Yisrael
mowosieka natatti kapareka misrayim kus useba tahteka
Terjemahan,
“Aku Yahweh adalah Allahmu, satu-satunya yang kudus, penyelamatmu dari Israel,
Aku memberikan Mesir sebagai tempat perlindunganmu. Kush, dan Sheba untuk
sebagai tebusanmu”
Menarik jika melihat kata קְדֹושׁ qedowos, pada ayatnya yang ketiga, kata
tersebut banyak terdapat di dalam Perjanjian Pertama, paling banyak di kitab
Yesaya, dan hanya beberapa di kitab lainnya, seperti; Mazmur 106:16, 2
Raja-raja 19:22, dan Yeremia 50:29, muncul dalam konteks yang berbeda, namun
tetap pada penekanan, bahwa Allah itu “Kudus”, Ia juga adalah “satu-satunya”
dan satu-satunya Allah. Berbeda dengan קָדֹושׁ
qadowos yang begitu banyak
muncul di Perjanjian Pertama. Perbedaan keduanya hanya terletak pada perbedaan vowel, jika קְדֹושׁ menggunakan vowel “sheva” atau sering disebut dengan
very short vowel karena posisinya berada di depan huruf,
sedangkan קָדֹושׁ menggunakan vowel
“qamets” atau sering disebut dengan long
vowel yang kebanyakan artinya adalah “kudus”, tentang “subjek” kudus
ataupun tentang “objek” yang kudus (Kel. 19:6, 1. Sam. 2:2). Ada apa dengan
Mesir, Kush, dan Sheba, sehingga disebutkan di ayat tiga ini. Agaknya penulis
kitab Yesaya mau mengisaratkan sesuatu, bahkan menegaskan, “bahwa Aku adalah
Allah yang berdaulat di dalam sejarah dan masa depan”. Pasti orang Israel pada
waktu itu sangat familiar dengan kata “Mesir” itu sendiri, mengingatkan mereka
kepada tentang banyak hal, termasuk tentang perskusi bangsa Israel pada masa
lampau, namun juga mengingatkan mereka, bahwa Mesir pernah menjadi tempat
“perlindungan” ketika Abraham berada di Mesir, ingat Abraham berarti ingat juga
tentang “Janji Allah” (Kej. 15). Mesir, Kush dan Sheba, bisa jadi hanya
mengungkapkan tentang sesuatu yang asing, sesuatu yang asing pada zaman dahulu
cendrung berkesan negatif. Mengenai Kush bisa juga dilihat di Mazmur 7:1-2, yang
berbicara bahwa Kush adalah keturunan Benyamin. Itu berarti menandakan bahwa
kalimat-kalimat di atas berhubungan dengan Israel, yang mengingatkan tentang
kisah Benyamin saudaranya Yusuf waktu berada di Mesir (Kej. 44: 18-34). Di
antara kalimat, Mesir, Kush, dan Sheba terdapat kata Kapareka (Noun) yang juga terdapat di Maz. 49:7 dan Kel. 30:12,
namun diterjemahkan agak berbeda dengan Yes. 43:3, yang menerjemahkannya
dengan, “penebusan”, sedangkan Maz. 49:7 dan Kel. 30:12 tersebut
menerjemahkannya dengan arti, “harga dari pembebasan”. Jadi dalam Yes. 43:3
ini, TUHAN menegaskan tentang diri-Nya, membedakan diri-Nya dengan
patung-patung atau berhala yang ada pada waktu kebobrokan Israel itu.[18]
Allah adalah satu-satunya, tiada yang lain, Dia adalah satu-satunya penyelamat
Israel, yang menebus, memberikan Mesir, Kush, dan Sheba, tidak hanya untuk,
namun juga sebagai ganti penebusan Israel.
נַפְשֶׁךָ
תַּחַת וּלְאֻמִּים תַּחְתֶּיךָ אָדָם וְאֶתֵּן
אֲהַבְתִּיךָ וַאֲנִי נִכְבַּדְתָּ בְעֵינַי יָקַרְתָּ מֵאֲשֶׁר.4
4.Measer yaqarta baenay nikbadta waani
ahabtika waetten adam tahteka ulaummin tahat napseka
Terjemahan, “Engkau, engkau adalah berharga di
pandanganku, engkau manusia mulia, oleh karena Aku memberikan, mencintai untuk
jiwamu dan orang-orang untukmu”
Pada ayatnya yang keempat ini, kata Measer dimaksudnya sebagai kata ganti
perseorangan, bersifat “penyebab”, seperti penegasan hubungan. Oleh karena itu
diterjemahkan dengan,”engkau, engkau”, seakan-akan mau mengatakan, “oleh karena
engkau” Aku memberikan cinta, sehingga engkau berharga. Kata tahteka juga sering ditemukan dalam
kitab-kitab yang lain yang memilki konteks yang berbeda seperti, Kej 4:25 tahteka berarti “sebagai ganti,” yaitu
Allah mengaruniakan kepada Hawa anak yang lain “instead”, sebagai ganti Habel. Namun jika dilihat Kel. 21:20 maka kata
tersebut diterjemahkan menjadi under yang
berarti di bawah, dalam kasus Kel. 21:20 tersebut berarti, mati di bawah tangan majikannya. Berbeda lagi dengan kasus tahteka pada Bil. 25:13, pada ayat
tersebut diterjemahkan menjadi inasmuch
as yang dapat diartikan sebagai “sebab ataupun karena”. Jadi dapat
dikatakan tahteka pada ayat yang
keempat ini sangat dalam dan luas artinya. Demikian juga dengan kata tahat yang merupakan akar kata dari tahteka namun artinya berbeda, yaitu “sebagai ganti”. Perbedaannya adalah, jika tahteka tadi membicarakan orang kedua
tunggal, tahat ini merujuk ke adam yang berarti manusia atau rakyat,
dalam konteks Yesaya 43 tersebut bisa diartikan sebagai bangsa-bangsa, karena
Israel pada waktu itu berada diantara kekuatan bangsa-bangsa yang besar,
seperti Asyur, Babel, dan Mesir.[19]
Ahabtika (Verb) dalam Yes. 43:4 ini
diartikan dengan “mencintai”, namun jika ditilik lebih dalam, maka makna
tersebut bukan hanya mencintai, namun juga bebicara tentang “keinginan yang
sungguh” yang diiringi dengan tindakan, seperti yang terdapat pada kitab Dan.
1:9 dan Yes. 23:11.
אֲקַבְּצֶךָּ וּמִמַּעֲרָב
זַרְעֶךָ אָבִיא מִמִּזְרָח אָנִי אִתְּךָ
כִּי תִּירָא אַל.5
5. Al tira ki itaka ani mimmizrah abi
zareka umimmaarab aqabbaseka
Terjemahan,
“Jangan takut, karena Aku bersama engkau. Dari Timur Aku akan membawa
keturunanmu, dan dari barat Aku akan memanggil engkau”
“Aku
bersama engkau” pada Yes. 43:5 ini, mirip dengan arti kata yang telah dibahas
pada ayat yang kedua sebelumnya. Aqabbaseka
(Verb) berarti memanggil untuk berkumpul, kata tersebut juga muncul kembali
di Yes. 54:7, namun maknanya agaknya berbeda, tidak hanya sekedar “berkumpul”,
tetapi juga “mengambil” dalam arti mengumpulkan, kata tersebut juga muncul
kembali di Yer. 6:9 yang memberi suatu kepastian, garansi, yang berarti
“yakin”, benar-benar berkumpul. Mimmizrah
terdapat juga di Yeh. 10:9 yang berarti dari terbitnya matahari (timur), awal
memulai suatu pekerjaan, sedangkan umimmaara
berarti tempat matahari terbenam (barat) yang terdapat juga di Maz. 70:6.
הָאָרֶץ מִקְצֵה וּבְנֹותַי מֵרָחֹוק
בָנַי הָבִיאִי תִּכְלָאִי תִּכְלָאִי אַל וּלְתֵימָן תֵּנִי לַצָּפֹון אֹמַר.6
6. Omar lassapown teni ulateman al
tiklai habii banay merahowq ubanowtay
miqseh haarets
Terjemahan,
“Aku akan mengatakan ke utara, berikan, dan ke selatan, jangan menahan; bawalah
anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, Dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung bumi”
Ulateman yang muncul
pada pada Yes. 43:6 ini berarti selatan. Kata tersebut dapat juga ditemukan di
Yeh. 20:46, namun dimaknai tidak hanya sebagai tempat, namun juga arah, arah
yang sarat dengan kebenaran. Habii
(Verb) tidak berarti hanya, “membawa”, kata ini ditemukan juga di Yer. 2:6 yang
memiliki makna yang agak berbeda yaitu, “berkesan menegaskan, memimpin,
menuntun, dengan yakin mengumpulkan”. Terdapat juga kata miqseh (Verb) yang penulis terjemahkan menjadi ujung, jika dalam
ayat ini maksudnya adalah ujung bumi, maka Daniel 6:26 mengartikan kata
tersebut menjadi “seluruh”, yang berarti seluruh bumi. Hal ini memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan kalimat utara, selatan, timur, dan barat yang
terdapat pada Yes. 43:5-6 yang merujuk kepada seluruh penjuru bumi. Sementara,
kalimat anak-Ku laki-laki dan anak-Ku perempuan menandakan seluruh bangsa
Isreal, segala suku bangsa Israel, dari mana saja, dari seluruh penjuru bumi. Hal ini juga mencerminkan kembalinya orang
Israel dari pembuangan Babel yang diizinkan oleh Keputusan Koresh II.
עֲשִׂיתִיו
אַף יְצַרְתִּיו בְּרָאתִיו וְלִכְבֹודִי בִשְׁמִי הַנִּקְרָא כֹּל.7
7.Kol
hanniqra bismi walikbowdi baratiw yasartiw aph asitiw
Terjemahan, “Setiap orang, siapapun yang olehKu
namanya disebut, yang Aku ciptakan untuk kemuliaan-Ku; Aku membentuknya, ya Aku
membuatnya”
Bismi berarti “dengan nama-Ku”,seperti bismilah dalam bahasa Arab yang memiliki
arti yang sangat sentral, yang berpusat kepada pemilik nama itu sendiri, dalam
hal ini ialah TUHAN. “Dengan nama-Ku, dengan kemasyuran-Ku, yaitu dengan
kehendak-Ku, Aku memanggil, hanniqra (Verb).
Dalam Yer. 9:17, hanniqra tidak hanya
diterjemahkan dengan memanggil, namun juga diterjemahkan sebagai sebuah
ungkapan ataupun ekspresi yang bermaksud, “mengumumkan, ataupun menyatakan”. Baratiw (Verb) pada ayatnya yang ketujuh
ini agak berbeda dengan baratiw Yes.
43 ayatnya yang pertama sebelumnya yaitu, boraka.
Meskipun keduanya memilki akar kata yang sama yaitu bara. Pada ayat yang pertama
menggunakan kepada kata ganti orang kedua tunggal, sedangkan pada ayat yang
ketujuh sepertinya merujuk kepada yasartiw
(Verb) dan asitiw (Kal Imp). Astiw
yang diterjemahkan sebagai “membuat” agaknya memilki arti yang lebih sempit. Hal
ini ada nampak jika dibandingkan dengan Yeh. 5:14 yang menerjemahkannya menjadi, “mengatur, membuat terjadi, ataupun
untuk mempersiapkan”. Dalam hal ini berarti membuat dengan persiapan terhadap
tujuan tertentu, yang hendak mengatakan, dan menegaskan bahwa, Allah tidak
hanya menciptakan, namun juga membuat, dan bahkan membentuk, Dialah yang yang
menjadikan semuaanya yang ada di atas, di langit dan di bawah, di bumi (Yes.
45:8). Jadi Yes. 43:7 ini, mengingatkan dan menegaskan kembali Yes.43:1 bahwa
Israel adalah umat Allah, yang dijadikan dan secara khusus dipanggil oleh-Nya
demi suatu tujuan.
B.
Beberapa
Terjemahan dan Tafsiran Yesaya 43:1-7
Alkitab yang digunakan sekarang ini adalah sebuah
terjemahan yang dibuat atas dasar Alkitab aseli yang ditulis dalam
bahasa-bahasa lain yaitu bahasa Aram dan bahasa Ibrani untuk Alkitab PL, dan
untuk Perjanjian Baru seluruhnya menggunakan bahasa Yunani.[20]
TB-LAI bertugas untuk menerjemahkan, mencetak, dan menerbitkan Alkitab dan
bagian-bagiannya dari naskah “asli” ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah
yang tersebar di seluruh Indonesia.[21]
TB-LAI memberikan judul Yes. 43:1-7, “Allah adalah satu-satunya Penebus”,
berikut terjemahannya;
“1)Tetapi sekarang,
beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk
engkau, hai Israel: ‘Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah
memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. 2)Apabila engkau
menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai,
engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau
tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. 3)Sebab Akulah
TUHAN, Allahmu yang Mahakudus, Allah
Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan
Etiopia dan Syeba sebagai gantimu. 4)Oleh
karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka
Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti
nyawamu. 5)Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, Aku akan
mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan menghimpun engkau dari barat.
6)Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku
laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi. 7)Semua
orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang
juga Kujadikan”[22]
Pada Yes. 43:1 ini terdapat sedikit perbedaan
terjemahan penulis dengan TB-LAI, meskipun terjemahan tersebut tidak mengalami
pergeseran pengertian yang begitu mendalam. Pada bagian kalimat akhir, TB-LAI
menerjemahkan li basimka dengan “Aku
telah memanggil engkau dengan namamu”. Harusnya kata li yang berarti untuk, tidak boleh dilupakan, sehingga
terjemahannya menjadi “ untuk dengan namamu aku telah memanggilmu”. Jadi Allah
tidak hanya memanggil “Israel”, namun juga untuk Israel. Mengenai terjemahan
TB-LAI " engkau ini kepunyaan-Ku”, penulis tidak menemukan
unsur kata tersebut secara eksplisit, namun penulis memandang bisa saja makna
kata tersebut secara implisit terdapat dalam ayat tersebut. Perbedaan
terjemahan penulis pada ayat yang kedua ini, tidak mengalami pergeseran makna
yang begitu berarti, perbedaannya terletak pada kata bammayim. TB-LAI menerjemahkan kata tersebut dengan “air” sementara
kata tersebut berjenis “jamak”, yang harusnya diterjemahkan dengan “air-air”,
yang kemudian dipertegas dengan kalimat setelahnya menjadi sungai-sungai.
קְדֹושׁ
diterjemahkan oleh TB-LAI menjadi “kudus”. Menurut penulis, TB-LAI memilih
terjemahan tersebut mungkin sudah dengan pertimbangan tertentu, penulis merasa
dalam terjemahan tersebut harus dibedakan antara קְדֹושׁ dan קָדֹושׁ sebagaimana
yang telah dibahas sebelumnya dalam paper ini. קְדֹושׁ harusnya diterjemahkan menjadi Holy One, hal tersebut juga dibenarkan oleh pendapat Karl Peyerabend
yang menyebutkan קְדֹושׁ, is a
consecrated or devoted one.[23]
Dengan demikian kata קְדֹושׁ
memang harus diterjemahkan menjadi “satu-satunya yang kudus” dalam Yes. 43 tadi
dimaksudkan menjadi, Allah adalah satu-satunya yang Kudus, tiada yang lain.
Juga terdapat perubahan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap maknanya yaitu
nama suatu bangsa. Kush diterjemahkan TB-LAI menjadi Etiopia, dan ini memang
benar jika ditelusuri mengenai kesejarahan nama bangsa itu sendiri, yang erat
juga dengan peradaban Yunani pada masa-masa itu, dan juga dengan peradaban Mesir.[24]
Pada ayat yang keempat, TB-LAI menerjemahkan מֵאֲשֶׁר menjadi “oleh karena engkau”, mirip dengan terjemahan
penulis yaitu “engkau, engkau” yang rasanya sangat puitis sekali, yang berarti
“menekankan”, memilki sesuatu maksud yang mendalam. Selanjutnya TB-LAI
menerjemahkan וּלְאֻמִּים ini
menjadi “bangsa-bangsa” tidaklah salah, namun juga bisa diterjemahkan dengan
“orang-orang” sebagaimana yang telah penulis terjemahkan, sehingga maknanya
lebih spesifik. Terjemahan penulis dengan terjemahan TB-LAI pada Yes. 43: 5-7
tidak begitu nampak perbedaannya, hanya kelihatan berbeda dalam susunan-susunan
kalimat-kalimat yang terdapat dalam ayat tersebut, tanpa mengubah maknanya.
EGS memandang terjemahan TB-LAI begitu puitis,
berbeda dengan kitab Yeremia dan Yehezkiel yang kebanyakan terdiri dari prosa.[25]
EGS dalam tafsirannya membagi Yes. 43:1-7 menjadi tiga tema besar; Pasal 1-2
diberikan judul, “Tuhan telah menebus dan menjamin keselamatan Israel”,
kemudian pada pasal 3-4, ia memberikan judul, “Tuhan adalah penebus Israel”,
sementara pasal 5-7, “Tuhan mendatangkan keturunan-keturunan Israel ke
Yerusalem”. Jadi jelas sekali EGS mau menyampaikan bahwa, “Karya Tuhanlah yang telah
menebus dan menjamin keselamatan Israel, karena Tuhanlah penebus Israel, dan Ia
mendatangkan keturunan-keturunan Israel ke ‘Yerusalem’ demi kemulian-Nya.[26]
EGS kemudian menerjemahkan Yes. 43: 1-7 sebagai
berikut;
“1) Namun sekarang,
demikianlah kata Yahweh, penciptamu hai Yakub dan pembentukmu hai Israel,
jangan takut, sebab Aku telah menebusmu, Aku memanggilmu dengan menyebut
namamu, dan kau adalah milikKu! 2) Mana kala kau menyeberangi air, Aku
besertamu, mana kala kau masuk air (sungai-sungai), kau takkan hanyut. Mana
kala kau berjalan melewati api, kau takkan hangus, dan kobaran api tidak akan
membakarmu. 3) Sebab Akulah Yahweh Allahmu, Sang Kudus Israel, Penyelamatmu,
Aku memberi Mesir sebagai tebusanmu, Etiopia dan Seba sebagai gantimu. 4) Sebab
di mataKu kau berharga, (Aku) menghargaimu dan mengasihimu, Aku memberi
negara-negara sebagai tebusanmu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. 5) Janganlah
takut, sebab Aku menyertaimu, Aku akan mendatangkan keturunanmu dari timur, dan
Aku akan mengumpulkan kau dari barat. 6) Aku berkata kepada Utara; berilah! Dan
kepada Selatan; jangan tahan! Bawalah anak-anakku laki-laki dari jauh, dan
anak-anakku perempuan dari ujung-ujung bumi. 7) Semua orang yang disebutkan dengan
namaKu, yang Kuciptakan untuk kemulianKu, yang Kubentuk dan Kubuat”[27]
Ada beberapa kata maupun kalimat yang memiliki arti
yang mirip yang kemudian berubah dalam terjemahan EGS, bahkan cenderung berbeda
dari terjemahan TB-LAI, seperti; kata TUHAN diganti dengan Yahweh, “apabila,
diganti menjadi mana kala”, milik diganti menjadi kepunyaan, sedangkan kata, “masuk”
dari terjemahan TB-LAI diterjemahkan menjadi menyeberangi. Demikian juga dengan
terjemahan kata atau kalimat yang lainnya seperti; kobaran, Sang Kudus,
penyelamatan dll. Mengenai “Sang Kudus”, agak berbeda dengan terjemahan TB-LAI,
dan juga dengan terjemahan penulis. Di mana TB-LAI menerjemahkan kata Sang
Kudus tersebut dengan “Mahakudus”, sedangkan penulis menerjemahkan dengan
“satu-satunya yang Kudus”. Namun penulis melihat perbedaan dari masing-masing
penerjemah ini, justru menambah kekayaan dari arti teks itu sendiri.
TB-LAI, “Aku
menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu”, kemudian
diterjemahkan EGS menjadi “Aku memberi Mesir sebagai tebusanmu, Etiopia dan
Seba sebagai gantimu”. “Oleh karena
engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku
memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu”, kemudian
diterjemahkan EGS menjadi “Sebab di mataKu kau berharga, Aku menghargaimu dan
mengasihimu, Aku memberi negara-negara sebagai tebusanmu, dan bangsa-bangsa
sebagai ganti nyawamu”.[28]
EGS dalam bukunya “Dari Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55” tidak
begitu dengan jelas mengungkapkan mengapa terjemahan-terjemahannya berbeda
dengan TB-LAI, khususnya mengenai Yes. 43:1-7, dan kira-kira apa yang terjadi
ataupun apa yang melatarbelakangi sehingga EGS kemudian menerjemahkan teks
tersebut seperti itu.
EGS melihat konteks pasal 1 di atas lebih kepada
makna penghiburan yang lebih didasarkan pada sisi teologisnya yang kemudian
juga dilanjutkan ke ayat yang ke-2. Mengenai air dan api, ia menyampaikan bahwa
maknanya “lebih mendalam”, dan patut dipertimbangkan secara harfiah ataupun
kiasan, yang hal itu mungkin berarti “segala macam ancaman secara umum”, tetapi
bisa juga konkret.[29]
Pada pasalnya yang ke 3 dan 4, EGS lebih memusatkan perhatian kepada makna
“ga’al” yang berarti penebus dalam PL, dalam arti pembebasan Israel sebagai
budak, seperti dalam peristiwa Exodus, dan ia juga mengkritisi makna serta
hubungannya dengan Israel mengenai penyebutan nama “Mesir, Syeba dan Etiopia”.
Menurut EGS pasal 5-7, agaknya menggunakan “kritik editor”, yang diperluas,
untuk menampung “kepentingannya”, sebab ada semacam maksud yang tersirat, yang
berupa ajakan menarik kembali generasi Israel berikutnya untuk pindah dari
diaspora menuju Yerusalem. Memanggil pulang orang-orang yahudi yang berada di
mana-mana, di setiap arah mata angin, untuk kembali ke Isreal, sehingga disebut
juga dengan proses penciptaan kembali.[30]
Pandangan MCB Agak berbeda dengan EGS, dalam
tafsirannya MCB mengibaratkan Yesaya 40-55 seperti Injil dalam PL, dimana Allah
memproklamirkan pertama kali dan dilukiskan bagaimana Hamba Tuhan membawa
keselamatan dari Allah sampai ke ujung bumi. Khusus Yes 43. 1-7 MCB
mendeskripsikannya berdasarkan isi,
bentuk, dan tujuan, dalam arti, firman keselamatan itu terdiri dari dua janji
keselamatan; pertama-tama Allah berjanji bahwa Ia akan menebus Israel (1-4),
kemudian bahwa Ia akan membawa pulang orang-orang yang terbuang dan mengungsi
(5-6), dan semuanya itu terjadi demi kemuliaan Tuhan (7).[31]
Dalam menerjemahkan Yes. 43: 1-7, MCB memiliki terjemahan yang sama, dengan
terjemahan yang dipakai oleh TB-LAI.[32]
MCB sependapat dengan EGS mengenai tejemahan Yes. 43:4 yaitu , “Aku memberikan
manusia sebagai gantimu”, “adam”, manusia ataupun orang dalam bahasa Ibrani,
tidak pernah dipakai sejajar dengan bangsa; oleh karena, dengan perubahan satu
huruf, banyak terjemahan membaca “negeri-negeri.”[33]
Tafsiran MCB pada Yes. 43:1-7 ini, secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan
tafsiran penulis. Janji Allah dialamatkan kepada Yakub-Israel, yang dalam hal
ini kepada seluruh keturunan Abraham yang telah tersebar ke seluruh penjuru
bumi. TUHAN mengenalkan Kebribadian-Nya, Pencipta langit dan bumi, Allah
penebus Israel yang adalah kepunyaan-Nya. Allah memberikan garansi kepada
Israel, bahwa Israel berharga di mata-Nya, dan Ia akan menghimpun dan
menyelamatkan Israel, oleh karena itu Israel tidak perlu takut, Allah
menyertainya selamanya.[34]
New Living Translation (NLT)
Menerjemahkan Yes. 43:1-7 secara khas, dalam hal ini cendrung lebih dekat
dengan terjemahan penulis ataupun EGS dibanding TB-LAI maupun MCB. Terjemahan
itu sendiri secara luas tidak mengubah maknanya, hanya dibahasakan secara khas
dan berbeda, berikut terjemahannya;
“1) But now, O Jacob, listen to the Lord who created you. O Israel, the one who formed you
says, “Do not be afraid, for I have ransomed you.
I have called you by name; you are mine.2) When you go
through deep waters, I will be with you. When you go
through rivers of difficulty, you will not drown.
When you walk through the fire of oppression, you will not be burned up; the flames will not consume you. 3) For
I am the Lord, your God, the Holy One of Israel, your Savior. I gave
Egypt as a ransom for your freedom; I gave Ethiopia and Seba in your place. 4) Others
were given in exchange for you. I traded their lives
for yours because you are precious to me. You are
honored, and I love you. 5) “Do not be afraid, for I am with you. I will gather you and your
children from east and west. 6) I will say to the
north and south, ‘Bring my sons and daughters back to Israel from
the distant corners of the earth. 7) Bring all who claim me as their God, for I have made them for my
glory. It was I
who created them.”[35]
Perbedaan terjemahan yang pertama terdapat pada Yes.
43:2, dimana TB-LAI, EGS dan MCB menerjemahkan bammayim dengan “air”, sedangkan penulis menerjemahkannya dengan
“air-air”. Namun, NLT menerjemahkannya dengan deep waters, hal ini menambah makna yang lebih dalam terhadap teks
tersebut. Sementara terjemahan NLT pada ayatnya yang ketiga tentang “Holy One”
sama dengan terjemahan penulis, yang diterjemahkan berbeda oleh TB-LAI dan MCB
menjadi Mahakudus, dan EGS menerjemahkannya dengan Sang Kudus. Terjemahan-terjemahan
yang lainnya tidak terlalu jauh berbeda, bahkan memiliki jauh lebih banyak
kesamaan dibanding perbedaan di antara terjemahan tersebut. Hal itu bisa jadi
karena semua bersumber dari teks awal yang sama, NLT menggunakan naskah teks Masoreta
dari BHS tahun 1977 yang dikombinasikan dengan Naskah Gulungan Laut Mati,
Septuaginta, Naskah-naskah Yunani dan Taurat Samaria, serta Vulgata.[36]
PENUTUP
“Tetapi sekarang", bukan hanya sebuah welcome words pada Yes. 43:1-7 ini.
Namun, merupakan sebuah pernyataan anugrah dari Allah.[37]
Anugrah yang diperuntukkan bagi semua umat manusia, anugrah yang menyatakan meski
Israel telah gagal, berdosa dan terbuang dalam kebutaanya, namun Allah yang
penuh rahmat dan termasyur itu tetap “mengingat”, mengampuni, menebus dan menyelamatkannya.
Allah mengungkapkan kasih-Nya dengan menyelamatkan Israel dalam pembuangan,
serta memberkati dan menyertainya. Israel adalah milik kepunyaan Allah,
satu-satunya Allah, TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, sehingga Israel
tidak perlu takut terhadap apapun yang akan menimpa mereka. Allah yang
berkarya, yang berinisiatif, yang mengirimkan hamba-Nya, yang meng-anugrahkan
“garansi” (guaranteed, suatu jaminan kepada Israel, umat pilihan Allah. Janji
keselamatan, penyertaan dalam segala keadaan, dan akan mengumpulkan seluruh
suku-bangsa Israel dari seluruh penjuru bumi. Tidak terbayangkan, betapa
gelapnya, carut-marutnya kehidupan bangsa Israel pada waktu itu, suatu bangsa
yang pernah berada dalam masa kejayaannya, kemudian hancur dan terpuruk, tidak
hanya kehidupan jasmani namun juga kehidupan rohaninya. Demikian juga dengan
kehidupan saudara dan saya. Ingatlah! Bahwa Allah yang sama, TUHAN pencipta
langit dan bumi yang terus berkarya sepanjang masa itu, juga berkarya dalam
kehidupan saudara dan saya. Sebagaimana Dia telah menyertai bangsa Israel dalam
keadaan apapun, Allah yang sama juga akan beserta saudara dan saya dalam
keadaan apapun. Dia mengenal saudara dan saya, karena Dia yang membentuk dan
menjadikan, dan kita berharga di mata-Nya. Oleh karena itu percayalah bahwa
tidak ada sesuatu pun yang luput dari rencana-Nya, dan pengharapan sungguh ada
di dalam Dia. Dia yang berkarya, berinisiatif menyelamatkan umat Israel, dan
sekarang Dia juga sedang bekerja dan berkarya menolong kehidupan saudara dan
saya. Soli Deo Gloria
DAFTAR
PUSTAKA
Lembaga Alkitab
Indonesia, Alkitab Edisi Studi., Cet. 2 (Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2015)
Pfeiffer, Robert H. Introduction to the Old Testament
(London: A and C. Black Limited 4, 5, and 6 Soho Square,1953)
Jenkis Simon, Bible Mapbook.,Ter.
Yayasan Komunikasi Bina Kasih Indonesia. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1974)
Carson, D. A., NIV Zondervan Study Bible: Built on the
Truth of Scripture and Centered on the Gospel Message. (Michigan, USA:
Grands Rapids, 2015)
http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=23&intro=pintisari. Diakses Tanggal 12 Mei 2018, Pukul 09.37 Wib.
Wahono, Wismoady.,
Di sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari
dan mengajarakan Alkitab Cet. 18 ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
Bakker, F. L., Sejarah Kerajaan
Allah 1: Perjanjian Lama, Cet. 20 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
Davidson Robert, Alkitab Berbicara., Ter.E. G. Singgih
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998)
Frommel-Claire Barth-Marie dan Barth-Christoph, Teologi Perjanjian Lama 2., Cet. 4. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2014)
Gertz, Jan Christian, Berlejung Angelika, Schmid Conrad, dan Witte
Markus, “Purwa Pustaka: Eksplorasi ke
dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika” , Ter. Robert Setio
dan Atdi Susanto, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017)
Lembaga Alkitab Indonesia, Teks
Alkitab Terjemahan Baru (Jakarta: TB-LAI, 2016)
Feyerabend Karl, Langengscheident’s
Pocket Hebrew Dictionary: To the Old Testament (London: British
Commonwealth)
http://www.taneter.org/ethiopia.html. Diakses Tanggal 11 Mei 2018, Pukul
07.00 Wib.
Gerrit Singgih, Imanuel., Dari
Babel ke Yerusalem: Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014)
http://www.sarapanpagi.org/yesaya-isaiah-vt2292.html,
Diakses Tanggal 12 Mei 2018, Pukul 08.20 Wib.
OFM, C. Groenen, Pengantar ke
dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1979)
Frommel-Carl Barth-Marie, Tafsiran
Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
Tyndale House Foundation, Holy
Bible: New Living Translation (Illinois:
Tyndale House Publisers, 2015)
C. Ortlund. Raymond, Jr., Preaching
the Word Isaiah: God Saves Sinners (11ionis: Crossway Books, 2005)
[1]
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi
Studi., Cet. 2 (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015) Hal. 1079.
[2] Robert
H. Pfeiffer, Introduction to the Old
Testament (London: A and C. Black Limited 4, 5, and 6 Soho Square,1953). p.
422.
[3] D.
A. Carson, NIV Zondervan Study Bible:
Built on the Truth of Scripture and Centered on the Gospel Message.
(Michigan, USA: Grands Rapids, 2015), p. 1307.
[4] Simon
Jenkis, Bible Mapbook.,Ter, Yayasan
Komunikasi Bina Kasih Indonesia. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1974)
Hal. 58-59.
[5] http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=23&intro=pintisari
[6] Christoph Barth dan Marie-Claire
Barth-Frommel, Teologi Perjanjian Lama 2.,
Cet. 4. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014) Hal. 381.
[7]
Wismoady Wahono., Di sini Kutemukan:
Petunjuk Mempelajari dan mengajarakan Alkitab (Cet- 18, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2015),Hal. 153.
[8] F.
L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah 1:
Perjanjian Lama, Cet. 20 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), Hal. 669.
[9] http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=23&intro=pintisari
[10]
Jan Christian Gertz, Angelika Berlejung, Conrad Schmid, dan Markus Witte, “Purwa Pustaka: Eksplorasi ke dalam
Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika” (Ter. Robert Setio dan
Atdi Susanto, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) Hal. 481.
[11] Jan Christian Gertz, Angelika Berlejung,
Conrad Schmid, dan Markus Witte, “Purwa
Pustaka: Eksplorasi ke dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika”
(Ter. Robert Setio dan Atdi Susanto, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) Hal.
503-505.
[12] Jan Christian Gertz, Angelika Berlejung,
Conrad Schmid, dan Markus Witte, “Purwa
Pustaka: Eksplorasi ke dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika”
(Ter. Robert Setio dan Atdi Susanto, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) Hal.
507-511.
[13] Wismoady
Wahono., Di sini Kutemukan: Petunjuk
Mempelajari dan mengajarakan Alkitab., Cet- 18 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2015) Hal. 253-254.
[14]
Emanuel Gerrit Singgih adalah Guru Besar Fakultas Teologi Universitas Kristen
Duta Wacana Yogyakarta.
[15] Lembaga
Aliktab Indonesia, Perjanjian Lama
Ibrani-Indonesia (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2016)
[16] Lembaga
Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi.,
Cet. 2 (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015) Hal. 1079.
[17]
Robert Davidson, Alkitab Berbicara.,
Ter.E. G. Singgih (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998) Hal. 103.
[18] http://www.sarapanpagi.org/berhala-penyembahan-berhala-vt7785.html
[19] D.
A. Carson, NIV Zondervan Study Bible:
Built on the Truth of Scripture and Centered on the Gospel Message.
(Michigan, USA: Grands Rapids, 2015), p. 1310.
[20]
C. Groenen OFM, Pengantar ke dalam
Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1979) Hal. 17.
[21] http://www.alkitab.or.id/
[22]
Lembaga Alkitab Indonesia, Teks Alkitab
Terjemahan Baru (Ed. Ns, Jakarta: LAI, 2017) Hal. 903.
[23]
Karl Feyerabend, Langengscheident’s
Pocket Hebrew Dictionary: To the Old Testament (London: British
Commonwealth, _) Hal. 296.
[24] http://www.taneter.org/ethiopia.html
[25] Emanuel
Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem:
Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 7.
[26] Emanuel
Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem:
Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 100-104.
[27] Emanuel
Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem:
Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 102-104.
[28] Emanuel
Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem:
Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 102.
[29] Emanuel
Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem:
Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 101-102.
[30] Emanuel
Gerrit Singgih, Dari Babel ke Yerusalem:
Sebuah Tafsir Yesaya 40-55 (Yogyakarta: Kanisius, 2014) Hal. 104.
[31]
Marie-Claire Barth-Frommel, Tafsiran
Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9.( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
Hal. 139-140.
[32] Marie-Claire Barth-Frommel, Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2015) Hal. 138-139.
[33] Marie-Claire
Barth-Frommel, Tafsiran Alkitab: Kitab
Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) Hal. 139.
[34] Marie-Claire
Barth-Frommel, Tafsiran Alkitab: Kitab
Yesaya 40-55., Cet. 9. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) Hal. 140-145.
[35]
Tyndale House Foundation, Holy Bible: New
Living Translation (lllinois: Tyndale House Publisers, 2015) Hal. 430.
[36] Tyndale
House Foundation, Holy Bible: New Living
Translation (lllinois: Tyndale House Publisers, 2015) p. A16.
[37]
Raymond C. Ortlund, Jr., Preaching the
Word Isaiah: God Saves Sinners (IIIionis: Crossway Books, 2005) p. 281.
Komentar
Posting Komentar