Christian Education and Sprituality: Mendidik Pribadi
Seseorang dibentuk dari kekedalaman hatinya; melalui
keheningan, mendengarkan, dan sabat, yang direspon dengan tindakan melalui
pembelajaran dan pelayanan yang menghubungkannya dengan orang lain dan kosmos. Kehidupan
batin dan kegiatan lahiriah sebenarnya tidak dapat dipisahkan, di mana setiap
pribadi terhubung dengan sumber terdalam kehidupannya yang dipanggil dalam
suatu hubungan persahabatan, kepedulian, dan kasih. Oleh karena itu menjadi
jelas, bahwa mendidik pribadi termasuk tugas utama dalam pendidikan Kristiani,
entah itu secara formal maupun non formal.
Tidak
ada contoh yang lebih baik dari pribadi (person)
atau pribadi (personal) untuk menunjukkan
hubungan antara pendidikan modern dan pemahaman Kristen. Ide tentang pribadi memang dipengaruhi oleh
berbagai latar belakang, sehingga pemaknaan tentang dimensi pribadi tsb malah
semakin berkurang. Banyak orang mengenal pribadi diwujudkan dalam Jean Donovon
dan Dietrich Bonhoefer, yang kemudian menyimpulkan bahwa pribadi adalah
seseorang yang mendengarkan kata hatinya dan kemudian meresponnya dengan
tindakan nyata. Dengan demikian, pribadi sangatlah erat dengan penghayatan akan
“kehidupan batin”, yang terhubung dengan orang lain, maupun kosmis.
Kehidupan
batin seseorang tidaklah dapat dipisahkan dari kehidupan luarnya, semakin dalam
batin kita maka semakin luas pula dunia eksternalnya sebagai ekspresi dari
dalam diri, oleh karena itu diperlukan sebuah komitmen dengan latihan-latihan
olah batin tertentu, misalnya; keheningan, mendengarkan, dua puluh menit berdoa
(bisa berdoa dengan tubuh, nafas, membaca, lectio devina, mengenakan indra
batin, berdoa afektif dari hati, doa shadana, dsb), meditasi, kontemplasi, satu
kali dalam seminggu tidak menggunakan kendaraan, berpuasa, menulis jurnal, hari
sabat (istrahat) dsb. Namun, meskipun melakukan formasi spiritual tsb, tetap
diperlukan dukungan komunitas untuk memperkuat suatu pribadi.
Pribadi berkembang atau bertumbuh dalam, erat
kaitannya dengan keutuhan; semakin dalam batinnya maka semakin integral
persekutuan antarpribadi. Untuk pertumbuhan pribadi, pendidikan Kristiani
setidaknya harus menyediakan dua jenis aktivitas yang mana memang harus
dilaksanakan dengan disiplin spiritual yakni studi tentang sumber-sumber
Kristen, dan kinerja pelayanan Kristen. Namun, kegiatan tsb tidaklah terbatas
dalam arti tidak memiliki akhir sama sekali-hal tsb tetaplah menjadi bagian
integral secara keseluruhan dalam sebuah kehidupan pribadi.
Sumber: Seymour, Jack L., ed. Memetakan Pendidikan
Kristiani: Pendekatan-pendekatan Menuju Pembelajaran Jemaat. Jakarta:
BPK GM, 2016.
Komentar
Posting Komentar