Merajut Damai dan Merawat Perbedaan: Sebuah Studi Terhadap Islam Nusantara dan Islam Revisionis Serta Implikasinya Terhadap Hubungan Islam-Kristen
PENDAHULUAN Perbedaan adalah hal yang tidak bisa dihindari ketika manusia hidup dalam suatu teritorial tertentu. Seringkali perbedaan-perbedaan yang ada menjadi alat pemecah persatuan dalam suatu bangsa, komunitas, golongan, bahkan keluarga. Namun, ketika perbedaan itu bisa dikelola dengan baik, perbedaan-perbedaan justru adalah alat pemersatu, bahkan “memperkaya”, memperindah, yang kalau diibaratkan seperti harmonisasi sebuah lagu menjadi simponi yang indah, yang terdiri dari nada-nada yang berbeda. Pandji Pragiwaksono pernah berkata, “bukan urusan kita membuat seisi bumi menjadi seragam, tugas kita adalah hidup nyaman, damai, dengan perbedaan tersebut”. [1] Semangat damai merupakan awal dari keterbukaan, sehingga perbedaan-perbedaan yang ada tidak semakin meruncing, dan melukai satu dengan yang lainnya, bahkan melukai diri sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tergugah untuk mempelajari lebih dalam tentang “Islam Nusantara” yang keindonesiaan dan juga “Islam Revisionis” y